Salin Artikel

Kisah Pemudik Gowes Ratusan Kilometer demi Rayakan Lebaran di Kampung Halaman

KOMPAS.com - Banyak cara dilakukan demi berlebaran di kampung halaman. Eko Pujonarko (45) menempuh ratusan kilometer dengan bersepeda dari Jakarta menuju Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Eko melakukan ini atas nama cinta dengan hobi bersepeda.

"Saya seneng sepeda, senang pit-pitan (sepedaan). Jadi naik sepeda jarak jauh itu rasanya puas, marem. Itu saja alasanya sih," ujarnya, Minggu (16/4/2023).

Pada Minggu, Eko sudah tiba di Cirebon, Jawa Barat. Dalam perjalanan panjangnya kali ini, Eko gowes seorang diri.

"Jadwal cutinya enggak barengan, rata-rata rombongan Jakarta itu berangkatnya 18 sama 19 (April) malam. Sementara saya tanggal 17 sudah dapat cuti, kalau nunggu kelamaan akhirnya saya berangkat sendirian," ucapnya.

Lantaran menempuh ratusan kilometer, sejumlah perlengkapan dan peralatan sudah ia siapkan, antara lain ban dalam cadangan, kunci, dan lampu.

Ia mengaku tak memiliki persiapan khusus dalam menyiapkan mudiknya ini. Pasalnya, ia mengaku sudah sering bersepeda jarak jauh.

"Walaupun nggak gowes mudik, kan sering sepedaan jarak jauh juga, ambil 100 kilo, 200 kilo. Di Jakarta kadang naik ke Puncak, pulang pergi. Cuman kalau ini mungkin lebih ke mental, karena sendirian," ucapnya.

Karena tak bersama rombongan, Eko memilih beristirahat saat malam hari. Sekitar pukul 20.00 WIB atau 21.00 WIB Eko akan mencari posko mudik untuk istirahat.

"Saya malam lebih banyak istirahat karena sendirian, berangkat lagi habis Subuh. Kalau malam berhenti terus ya paling Rabu tanggal 19 sore atau malam baru sampai Sleman, karena saya juga enggak ngejar target," ungkapnya.

Tak hanya Eko yang mudik menggunakan sepeda. Frans, pemudik dari Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, juga rela menempuh ratusan kilometer menuju Solo, Jawa Tengah, dengan gowes.

Senada dengan Eko, apa yang dilakukan Frans ini merupakan kecintaannya terhadap hobi bersepeda. Bahkan, Frans mengatakan bahwa mudik memakai sepeda ini sudah menjadi kegiatan tahunannya.

"Kita tiap tahun mudik dengan sepeda, jadi ini sudah jadi ritual (mudik) kami," tuturnya di Cirebon, Minggu, dikutip dari Antara.

Kali ini, Eko gowes bersama rekannya, Widodo. Biasanya, mereka memulai perjalanan pukul 05.30 WIB.

Mereka mengayuh hingga pukul 18.00 WIB. Malam hari mereka gunakan untuk beristirahat. Perjalanan menuju Solo diperkirakan ditempuh selama tiga hari.

Sebagai persiapan fisik jelang kegiatan ini, Frans dan Widodo merutinkan gowes kurang lebih 100 kilometer pergi pulang. Persiapan ini dilakukan tiga bulan sebelum keberangkatan.

"Misalnya satu minggu kita 100 km pergi pulang untuk meningkatkan endurance (ketahanan) kita," jelas Widodo.

Selain itu, persiapan lainnya ialah memastikan kondisi sepeda dalam kondisi prima dan aman.

Selama berada di jalan, mereka tak lupa membekali diri dengan sejumlah barang, seperti ban dalam cadangan, kunci T, baju ganti, dua botol minum, helm, kaca mata pesepeda, jaket atau kaus berwarna terang, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki panjang.

Ternyata, selain dilandasi rasa cinta terhadap hobi, alasan Frans dan Widodo pulang kampung dengan bersepeda karena ingin mengampanyekan mudik yang sehat dan ramah lingkungan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Ardi Priyatno Utomo), Antara

https://regional.kompas.com/read/2023/04/17/170342578/kisah-pemudik-gowes-ratusan-kilometer-demi-rayakan-lebaran-di-kampung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke