Salin Artikel

Kasus Kakek yang Dibunuh Orang Suruhan Perusahaan Tambang, 5 Pelaku Jadi Tersangka, 5 Buron

KOMPAS.com - Sabriansyah (60), seorang kakek di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) tewas dibunuh saat berupaya mempertahankan lahan miliknya dari perusahaan tambang.

Korban dikeroyok oleh sekelompok orang suruhan perusahaan tambang karena memblokade jalan hauling di Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron.

Korban ditebas berkali-kali hingga ditembak oleh salah satu pelaku di bagian kepala.

Setelah itu korban dilukai di leher hingga tewas di tempat kejadian.

5 pelaku ditangkap, 5 buron

Setelah kejadian, polisi berhasil menangkap 1 pelaku berinisial Y.

Selanjutnya, polisi kembali menangkap 3 pelaku lainnya yakni berinisial R, YF dan S.

Direktur Direktorat Kriminal Umum Polda Kalsel, Kombes Hendri Budiman mengatakan, pihaknya sudah melakukan cek Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Gelar perkara langsung dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Sebelumnya sudah ditetapkan satu tersangka berinisial Y, sekarang tersangka bertambah tiga orang, yakni berinisial R, YF dan S," ujar Hendri Budiman dalam keterangannya yang diterima, Selasa.

Setelah penangkapan 4 pelaku tersebut, polisi berhasil menangkap dalang pembunuhan tersebut.

Pelaku yakni AB yang merupakan Humas perusahaan tambang.

"Humas ini yang memberikan perintah kepada saudara Y," ungkap Kapolda Kalsel, Irjen Andi Rian R Djajadi kepada wartawan, Selasa.

Sehingga total 5 pelaku telah ditangkap dan ditetapkan tersangka oleh polisi.

Sementara, polisi melakukan pengejaran terhadap 5 pelaku lainnya, termasuk di dalamnya pemilik senjata api.

"Pemilik senjata juga sudah diketahui, begitu juga siapa yang menggunakannya. Mereka lagi dikejar, begitu juga yang menembak korban," ungkap dia.

Aksi pembunuhan

Peristiwa yang menewaskan lansia tersebut terjadi pada Kamis (30/3/2023).

Diketahui korban mempertahankan lahannya dengan memblokade jalan angkut atau hauling yang selama ini digunakan perusahaan.

Saat pemblokadean jalan hauling, korban bersama dengan warga lainnya.

Namun saat penyerangan oleh sekelompok orang suruhan perusahaan, warga lainnya berhasil menyelamatkan diri.

Andi Rian mengatakan, Sabriansyah dibunuh secara sadis oleh orang suruhan perusahaan tambang.

Korban ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan dengan sejumlah luka di tubuhnya.

Korban ternyata tak hanya ditebas berkali-kali, tetapi juga ditembak oleh salah satu pelaku di bagian kepala.

Setelah itu korban dilukai di leher hingga tewas di tempat kejadian.

Ditembak senjata pabrikan

Selanjutnya, dari hasil pemeriksaan polisi, terungkap fakta bahwa tersangka menembak korban dengan menggunakan senjata pabrikan.

Hal itu berdasarkan temuan selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian.

Andi Rian mengungkapkan, senjata yang digunakan tersangka menembak korban bukan senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.

"Senjata dari perekaman yang diperoleh ini senjata pabrikan dengan diameter 9 milimeter," ujar dia dalam keterangannya yang diterima, Rabu.

Selain itu, sejumlah barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian juga menguatkan pelaku tidak menggunakan senjata rakitan.

"Dari TKP juga sejumlah barang bukti sudah kita temukan. Yang berkaitan dengan senjata ini," jelas dia.

Dia mengatakan, tersangka pemilik senjata api maupun yang menggunakannya masih dalam pengejaran petugas gabungan.

Pihaknya meminta para tersangka yang identitasnya sudah diketahui itu agar segera menyerahkan diri.

"Para pelaku sudah diidentifikasi. Saya menyampaikan kepada mereka agar segera menyerahkan diri dengan baik. Atau jajaran Polda Kalsel siap melakukan tindakan tegas dalam penangkapan," tegas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Banjarmasin, Andi Muhammad Haswar | Editor Khairina, Ardi Priyatno Utomo)

https://regional.kompas.com/read/2023/04/05/204022978/kasus-kakek-yang-dibunuh-orang-suruhan-perusahaan-tambang-5-pelaku-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke