Salin Artikel

'Monumen Ketenangan Jiwa', Mengenang Tentara Jepang yang Gugur dalam Perang Lima Hari di Semarang

SEMARANG, KOMPAS.com - Embusan angin dan sayup-sayup suara deru ombak begitu terasa di tepi Banjir Kanal Barat yang dekat dengan Pantai Baruna, Kota Semarang.

Banyak yang belum tau jika di tempat tersebut terdapat Monumen Ketenangan Jiwa. Monumen tersebut merupakan saksi bisu pertempuran lima hari di Kota Semarang.

Menuju lokasi Monumen Ketenangan Jiwa cukup menantang. Lokasinya benar-benar jauh dari permukiman warga. Jalan menuju lokasi tersebut juga masih tanah.

Angin dan debu menjadi tantangan untuk menuju lokasi tersebut. Monumen tersebut berada di area padang rumput dan bebatuan.

Selain itu juga ada tambak ikan dan kandang kambing yang membuat suasana semakin riuh.

Pemerhati sejarah Kota Semarang, Johanes Christiono mengatakan, Monumen Ketenangan Jiwa dibangun 14 Oktober 1988 oleh pemerintah dan warga Jepang.

"Monumen itu dibangun untuk mengingat korban dari Jepang yang saat itu banyak yang dibuang di aliran Sungai Banjir Kanal Semarang," jelasnya kepada Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Terdapat nama-nama tentara Jepang dan warga sipil yang tewas karena pertempuran lima hari di Kota Semarang. Sedikitnya, ada 150 nama yang tertulis di monumen tersebut.

"Pada prasasti batu granit besar itu juga dituliskan kisahnya," ujarnya.

Menurutnya, jika menghadap batu Monumen Ketenangan Jiwa tersebut maka akan menghadap ke Tokyo, Jepang titik koordinatnya.

"Posisi batu itu kalau menghadap ke batunya ke arah Jepang," imbuhnya.

Dia menjelaskan, saat pertempuran 5 hari di Kota Semarang banyak mayat dari tentara Jepang dan warga sipil yang dibuang di Sungai Banjir Kanal.

"Terutama dari tahanan Lapas Bulu itu banya yang dibuang di Sungai Banjir Kanal. Sebagian sebenarnya orang sipil," paparnya.

Saat itu, pejuang kemerdekaan sudah terlanjur marah karena Dr. Kariadi dibunuh tentara Jepang saat akan menuju penampungan air Siranda.

"Kariadi saat tiba di Pandanaran dibunuh Jepang. Ada yang bilang ditembak dan ada juga yang bilang digolok," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2022/10/14/221018478/monumen-ketenangan-jiwa-mengenang-tentara-jepang-yang-gugur-dalam-perang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke