Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabai Kering China dan India Banjiri Jatim

Kompas.com - 23/02/2017, 17:45 WIB
Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Cabai kering asal India dan China membanjiri sejumlah daerah di Jawa Timur menyusul langka dan mahalnya harga cabai lokal.

Berdasarkan penelusuran Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, selain di Surabaya, produi impor itu juga terdapat di Blitar, Tulungagung, dan Sidoarjo. "Di pasar tradisional Tulungagung, pasokannya 4-5 ton setiap pekan," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Ardi Prasetyawan, Kamis (23/2/2017).

Cabai kering dari India berukuran besar dan di pasaran dijual sekitar Rp 70.000 per kilogram, sementara cabai kering dari China, berukuran lebih kecil dan dijual seharga Rp 50.000 per kilogram.

Cabai kering dari India dan China kata Ardi memang sudah lama masuk ke Jawa Timur secara prosedural. Dalam dokumen ekspor ada dua peruntukan, untuk umum dan untuk perusahaan atau industri.

"Kita sedang kroscek apakah yang beredar di pasaran itu untuk konsumsi umum atau pabrik. Jika untuk pabrik, pasti kita sanksi," jelasnya.

Pemeriksaan silang cabai kering secara sampling itu melibatkan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan Surabaya.

Pemeriksaan cabai kering impor dengan metode uji cepat itu akan memeriksa sejumlah komposisi diantaranya warna dan bagian dalam cabai, apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak.

Warga memilih cabai kering asal China dan India sebagai alternatif saat harga cabai melambung tinggi karena musim hujan berkepanjangan. Harga cabai lokal, di pasaran mencapai lebih dari Rp 100.000 per kilogramnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com