Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haul Tuan Guru Babussalam, Ajang Silaturahim dan Wisata Religi Sumut

Kompas.com - 17/02/2017, 08:17 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Setiap tahun, ribuan jemaah Thariqat Naqsabandiyah dari dalam dan luar negeri akan datang dan memenuhi kompleks perkampungan religius Babussalam di Desa Besilambabussalam, Kecamatan Padangtualang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Jemaah dari Malaysia, Brunei Darussalam, Australia, dan Arab Saudi tidak pernah absen di acara peringatan wafatnya (haul) Tuan Guru Besar Babussalam Syekh Abdul Wahab Rokan Al Khalidi Naqsyabandi ini.

"Peringatan haul ini bermakna dalam. Selain mengingatkan kita akan perjuangan Allahyarham Syekh Abdul Rokan Al Khalidi Naqsyabandi sebagai Tuan Guru Babussalam pertama yang mengembangkan Thariqat Naqsyabandiah, juga menjadi ajang silaturahim dan media dakwah umat," kata Gubernur Sumut HT Erry Nuradi, Kamis (16/2/2017).

Tahun ini adalah peringatan ke-93 tahun wafatnya Tuan Guru Besar Babussalam Syekh Abdul Wahab Rokan Al Khalidi Naqsyabandi.

Erry mengajak masyarakat, khususnya umat Islam, agar melanjutkan karya nyata yang diwariskan Syekh Abdul Rokan kepada generasi muda.

Sebagai bentuk dukungan, dia menyerahkan bantuan berupa dua ekor sapi, sajadah panjang, sound system, uang, dan seribu bungkus nasi.

Bantuan diterima Tuan Guru Babussalam Syekh H Hasyim Al-Syarwani atau Tuan Guru Hasyim pada Rabu (15/2/2017).

Menurut Erry, acara tersebut merupakan kegiatan keagamaan berbasis kearifan lokal dan menjadi bagian dari wisata religi di Sumatera Utara.

"Ribuan orang hadir, banyak pedagang muncul menjual kerajinan-kerajinan lokal, dari sisi ekonomi kreatif dapat menguntungkan kedua belah pihak maupun masyarakat Indonesia. Nantinya dapat dikembangkan sehingga tidak hanya rasa cinta seorang murid kepada guru melainkan rasa cinta terhadap daerahnya," kata Erry.

Ia menyebutkan, silaturahim sesama anak bangsa tanpa membeda-bedakan sangat penting. Saling ingat-mengingatkan sebab hidup rukun, damai, serta harmonis dalam satu bingkai NKRI adalah dambaan semua orang.

Erry meminta Tuan Guru Babussalam Syekh Hasyim Al Syarwani, yang merupakan keturunan ke-11 dari Tuan Guru Babussalam Almarhum Syekh Abdul Wahab Rokan Al Khalidi Naqsyabandi, untuk terus memperjuangkan masyarakat Sumut ke arah yang lebih baik.

Ia mengatakan, saat ini Sumut sedang dilanda beragam kasus korupsi dan narkoba sehingga perlu dilawan dengan iman dan takwa. Untuk itu, peran ulama sangat diharapkan.

"Kiranya Tuan Guru berkenan terus mengingatkan saya agar amanah menjalankan tugas melayani rakyat. Doakanlah supaya Sumut tetap kondusif dan jauh dari pertikaian," ucapnya.

Dari berbagai literasi diceritakan bahwa peringatan haul akan diisi dengan haflah Al Quran, kasidah, pelaksanaan Ratib Saman tiga malam berturut-turut sesudah Isya di depan makam Tuan Guru Babussalam Syekh Abd Wahab Rokan Al Khalidi Naqsyabandi diikuti para khalifah (pengikut) dan peziarah.

Jemaah yang hadir sebelum acara biasanya menjalani suluk atau berkhalwat, menyepi, dan mengasingkan diri dari masyarakat ramai di sebuah bangunan yang dinamai rumah suluk.

Mereka akan bersuluk selama 10, 20 atau 40 hari. Tujuannya untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat membimbangkan dari mengingat Allah lalu pulang ke daerahnya masing-masing setelah selesai puncak perayaan haul.

Syekh Abdul Wahab adalah sufi yang telah meninggalkan perkampungan untuk anak-cucu dan murid-muridnya bernama Babussalam. Dibangun pada 12 Syawal 1300 Hijriah (1883 Masehi) yang merupakan wakaf dari muridnya Sultan Musa al-Muazzamsyah, Raja Langkat di masa itu. Di sinilah dia menetap dan dikuburkan, mengajarkan Tarekat Naqsyabandiyah sampai akhir hayatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com