Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Sandiaga-Mardani dan Kembali Munculnya Nama Yusril

Kompas.com - 11/09/2016, 08:07 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peta politik Pilkada DKI Jakarta 2017 kian memanas dalam dua hari terakhir. Kondisi memanas ini terjadi pada partai-partai penantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kondisi ini bukan tanpa sebab. Para partai penantang Ahok ini mencermati betul hitungan politik serta figur yang diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Pemicu kondisi memanas ini setelah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyodorkan nama kadernya, Mardani Ali Sera untuk mendampingi Sandiaga Uno sebagai calon wakil gubernur.

Tak pelak, sejumlah partai yang tadinya mendukung Sandiaga pun bersuara. Salah satunya adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai yang sudah sejak lama mendeklarasikan Sandiaga menjadi calon gubernur ini bahkan mengancam menarik dukungan bila tetap memilih Mardani sebagai calon wakil gubernur.

Lebih-lebih, menurut PKB, tak ada pembicaraan sebelumnya terkait Mardani. Oleh karena itu, PKB berencana menarik dukungan kepada Sandiaga dan beralih membentuk poros alternatif.

Poros alternatif yang dimaksud adalah Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI, PPP 10 kursi, PKB 6 kursi, PAN 2 kursi. Jika mereka tergabung dalam satu koalisi, suara mereka sudah lebih dari cukup untuk mencalonkan diri di Pilkada DKI dengan persyaratan minimal 22 kursi di DPRD.

Menurut Wakil Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Abdul Azis, dalam poros alternatif itu juga turut dipertimbangkan nama pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra. Bahkan, nama Yusril sudah dalam penjajakan dengan presentase 75 persen. Menurut Azis, ada sejumlah pertimbangan kembali memunculkan nama Yusril, salah satunya soal survei.

"Survei internal partai-partai, Yusril masih unggul di banding (Sandiaga) Uno," tegas Azis di Jakarta, Jumat (9/9/2016).

Kembali munculnya nama Yusril membuat peta politik berubah. Pasalnya, Sandiaga sebelumnya kerap kali menyebut ingin head to head dengan Ahok. Nama Yusril juga sebelumnya menghilang lantaran menguatnya nama Sandiaga.

Menanggapi soal peta politik ini, Yusril menyebut akan ada poros baru dalan Pilkada DKI Jakarta 2017. Poros baru itu diisi oleh partai-partai yang disebut PKB sebagai poros alternatif. Oleh poros itu, Yusril yakin akan didukung maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Tunggu Pak SBY pulang dari luar negeri tanggal 13 September. Kemungkinan tanggal 15 September formasi sudah siap," kata Yusril.

Partai Demokrat, kata Yusril, akan aktif mengajak partai-partai lain yang belum tentukan sikap untuk bersatu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com