Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Tepung Berharap Perguruan Tinggi Lakukan Riset Gandum

Kompas.com - 08/09/2016, 22:28 WIB

SALATIGA, KOMPAS.com -  Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) berharap perguruan tinggi di Indonesia melakukan penelitian dan penanaman tanaman gandum. Selama ini Indonesia selalu mengimpor bahan baku berbagai penganan itu.

Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang saat Festival Panen Raya Gandum Desa Wates, Salatiga, Kamis (8/9/2016) menyebutkan, saat ini baru Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)  yang konsisten melakukan pemuliaan dan penanaman tanaman gandum.

"Apalagi sejak tahun 2004, UKSW sudah bisa mandiri  dalam hal pengadaan benih bahkan hasil panen sudah menjadi kegiatan usaha," sebutnya dalam siaran pers.

Pria yang akrab di sapa Franky ini mengapresiasi UKSW karena menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang konsisten dengan riset tanaman gandum sejak belasan tahun yang lalu sampai sekarang ini.

UKSW menanam gandum di kebun percobaan seluas 2,8 hektar di Salaran UKSW, Desa Wates. Sejak tahun 2005, UKSW sudah melakukan mekanisasi mulai dari pengolahan tanah, penanaman, dan panen gandum.

“Kami bangga dengan USKW yang sangat mandiri. Dan sudah sepatutnya penanaman dan penelitian tanaman alternatif gandum ini dikembangkan oleh perguruan tinggi lainnya. Tentu memang butuh dukungan dari pemerintah baik dalam hal kebijakan maupun anggaran. Buktinya, UKSW yang awalnya dibantu dan hanya dalam waktu 3 tahun akhirnya bisa mandiri," ucap Franky yang juga Direktur Indofood ini.

Dia menyebutkan, dari mulai panen perdana tahun 2000 sampai tahun 2003, hasil panen digunakan untuk kebutuhan riset. Kemudian sejak tahun 2004 hasil panen semakin membaik dan tidak lagi hanya untuk kebutuhan riset, tapi juga untuk kegiatan usaha.

"Jadi benih hasil panen sudah bisa diperjualbelikan. Bahkan sejak tahun 2005. UKSW sudah mampu membina kemitraan dengan petani lokal dengan memberikan bantuan benih. Antara lain kemitraan petani di Kopeng, Banjarnegara, dan Boyolali,” ucapnya.

Franky bercerita, tahun 1998, melalui program beasiswa penelitian “Bogasari Nugraha”  PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari menyelenggarakan sayembara penelitian berbasis gandum dan tepung terigu.

“Tim pakar Bogasari Nugraha pun dikirim ke Pusat Gandum India menjajagi kerja sama. Melalui MoU antara Departemen Pertanian RI dan Departemen Pertanian India, Bogasari boleh merilis benih gandum dari India ke Indonesia dengan nama DWR162,” sebutnya.

Tahun 1999, benih yang didatangkan dari India diberikan kepada UKSW Salatiga, IPB, Unibraw, UGM, Unsoed, dan Universitas Slamet Riyadi.  Uji tanam oleh para peneliti di kampus-kampus tersebut menuai hasil dalam beberapa kali panen di tahun 2000 – 2005.

“Program upaya penanaman gandum itu dinamakan Gandum 2000 Bogasari, sesuai tahun panen perdananya. Dan, hingga tahun 2016 ini yang masih konsisten dalam pengembangan tanaman dan rutin melakukan panen setiap tahun gandum hanyalah UKSW Salatiga,” kata dia.

Ia mengatakan, gandum yang telah berhasil ditanam di Indonesia memang bukan dimaksudkan sebagai pasokan bahan baku industri, tetapi sebagai sebuah upaya menjadikannya sebagai alternatif pangan masyarakat.

“Lupakan pemanfaatannya untuk industri. Gandum yang dipanen di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam proyek gandum Bogasari telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Mereka bisa menumbuk dan menanak bubur gandum, karena kulit dan tepungnya bisa dimakan sekaligus. Pabrik-pabrik kecap juga mulai ada yang memanfaatkan gandum lokal ini,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW Bistok Hasiholan Simanjuntak menyebutkan, pihaknya tetap konsisten melakukan penanaman gandum karena mempunyai obsesi suatu saat kualitas dan kuantitas  gandum yg ditanam di Indpnesia meningkat.

"Kami terus mensosialisasikan tanaman gandum di petani lokal. Buktinya perlahan kualitas hasil panen gandum kita trus meningkat. Jadi bubur gandum, kue, dan roti. Ini akan menjadi sumber pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal," sebutnya.

"UKSW berharap pemerintah concern dengan proyek penanaman gandum sebagai pangan alternatif," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com