Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Yatim Piatu Penderita Penyakit Paru-paru Dirawat Intensif

Kompas.com - 05/09/2016, 11:26 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Muhammad Agung (6), bocah yatim piatu yang terserang penyakit paru-paru akut hingga kurus kering bagai tulang, menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Gresik, Jawa Timur.

Seorang tetangga mengatakan, kondisi Agung pernah membaik sebelumnya.

“Saat sudah menderita penyakit itu, kondisi Agung pernah terlihat baik kok sebelumnya, meski tidak berada dalam kondisi normal 100 persen,” ujar Nurmaya Santi (33), yang tinggal di depan rumah kos keluarga Agung, Senin (5/9/2016).

Santi menjelaskan, saat itu Agung sudah terlihat mulai berani keluar rumah meski hanya sebatas duduk di depan rumah kosnya maupun sekedar duduk di teras rumah milik para tetangga sekitar. Agung hidup bertiga bersama dengan sang nenek Endang Sri Mulyani (52) dan sang paman, Slamet (25), di rumah kos sederhana di belakang Pasar Kedamean, Gresik.

“Bermain dengan anak-anak yang lain sih tidak. Karena ia waktu itu, hanya duduk-duduk saja. Pagi sebentar, kemudian kadang-kadang juga saat sore hari yang juga sebentar. Mungkin juga, karena Agung kepengen lihat kondisi di luar rumah,” ucapnya.

Namun seingat Santi, hal itu hanya berlangsung sekitar dua bulan saja. Karena kemudian, kondisi Agung diketahui terus merosot dan terlihat kurus kering lantaran tidak mau lagi minum obat.

“Dari cerita si mbah (nenek Agung), kondisi Agung mulai menurun setelah dia tidak lagi mau minum obat dan membuat kondisinya terus memburuk seperti sekarang. Maklumlah mas, namanya juga orang sudah tua,” ucapnya.

Hal yang sama juga diakui oleh Suwarni (65), tetangga Agung lainnya. Menurut Suwarni, banyak tetangga yang merasa iba dengan kondisi yang dialami oleh Agung sehingga mereka secara sukarela menyumbang.

“Sebelum dibawa ke rumah sakit kemarin, tetangga di sini juga banyak yang merasa kasihan dengan kondisinya. Meski tidak bisa menyumbang banyak, para tetangga juga sedikit-sedikit memberikan bantuan, ada yang memberikan makanan, ada juga yang berupa uang,” ungkap Suwarni.

Dia menjelaskan, keluarga Agung sebenarnya adalah penduduk asli belakang Pasar Kedamean. Namun karena kondisi ekonomi, rumah miliknya kemudian dijual dan mereka memilih pindah ke Dusun Ceper, Desa Mojotengah, Kecamatan Menganti, Gresik.

“Sama juga, rumah mereka di Dusun Ceper, Mojotengah, juga kemudian dijual dan mereka kembali ke sini, tetapi kos. Itu setelah ibu Agung meninggal dunia, dua tahun lalu, dengan penyakit yang sama dengan Agung,” ucap Suwarni.

Menurut para tetangga, pihak pemerintahan desa setempat enggan memberikan surat rekomendasi kepada keluarga Agung yang hendak mengurus Surat Pernyataan Miskin (SPM) untuk keperluan berobat. Alasannya, keluarga Agung hanya penghuni kos berukuran 2 meter x 10 meter, dan bukan warga tetap. 

(Baca juga: Bocah Yatim Piatu Sakit Paru-paru, Tubuhnya Kurus bagai Tulang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com