Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penyerangan Markas Polsek Pontianak Timur

Kompas.com - 31/08/2016, 15:09 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

PONTIANAK, KOMPAS.com - Penyerangan dan pengepungan Markas Polsek Pontianak Timur yang terjadi pada Selasa (30/8/2016) malam berawal dari penangkapan seorang tersangka pencurian berinisial Dy.

Penangkapan terhadap Dy dilakukan sejumlah anggota Reskrim Polsek berdasarkan laporan kepolisian atas kejahatan yang dilakukannya sekitar pukul 16.00 WIB. Dy merupakan warga Kampung Beting di Jalan Tanjung Raya 1, Pontianak Timur.

Saat anggota kepolisian menggeledah tersangka, ditemukan senjata api rakitan dan sembilan butir peluru. Polisi juga menemukan sejumlah barang bukti yang diduga hasil kejahatan yaitu rangka sepeda motor dan sejumlah onderdil kendaraan.

Dy pun kemudian dibawa petugas menggunakan sepeda motor menuju Mapolsek. Posisi Dy saat itu berada di tengah, diapit dua anggota polisi.

Dalam perjalanan, Dy memberontak dan melakukan perlawanan. Polisi pun sempat memberikan tembakan peringatan sebelum akhirnya peluru tepat mengenai kaki bagian paha sebelah kanan Dy.

Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak mengatakan, meski berhasil dilumpuhkan, Dy masih berupaya melarikan diri dengan melompat ke sungai. Dy kemudian dievakuasi dan dibawa menuju RS Anton Soedjarwo Biddokkes Polda Kalbar untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, Dy akhirnya meninggal dunia.

"Mungkin renangnya kurang lihai, akhirnya mungkin pernapasannya sampai dia meninggal karena kena air," jelas Musyafak ditemui di lokasi kejadian, Selasa (30/8/2016) malam.

Kabar tewasnya Dy tersebut kemudian memicu massa mengepung dan melakukan penyerangan ke Mapolsek. Sekitar pukul 21.00 WIB, tersiar kabar yang beredar di media sosial adanya penyerangan dan pengerahan massa di Pontianak Timur.

Baca: Markas Polsek Pontianak Timur Dikepung Massa

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Selasa malam, arus lalu lintas di Jalan Sultan Hamid sempat diblokade masa. Jalur pun sempat dialihkan ke Jalan Paralel yang ada di sebelahnya.

Pengendara yang datang dari dua arah terpaksa berbalik arah karena pemblokiran tersebut. Sejumlah polisi juga tampak bersiaga di perempatan Jalan Tanjung Raya dan Jalan Tanjung Hulu mengamankan dan mengalihkan arus lalu lintas melalui Jalan Panglima Aim.

Sementara massa terlihat terkonsentrasi sekitar 150 meter dari Mapolsek. Mereka membakar ban dan sejumlah barang yang mudah terbakar di tengah jalan. Sebuah video yang beredar di Facebook juga menunjukkan aksi massa yang mengarahkan tembakan kembang api ke arah Mapolsek.

Suasana sempat mencekam, lantaran kabar yang disebar melalui pesan berantai yang tersebar dan sempat menghebohkan media sosial. Dalam kabar tersebut, disebutkan bahwa penyebab kematian tersangka akibat tembakan di bagian dada.

Hingga pukul 23.30 WIB, suasana kembali kondusif setelah Kapolda Kalbar didampingi Kapolres dan pejabat Polda melakukan mediasi dengan pihak keluarga tersangka dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Meski sudah kondusif, puluhan polisi, TNI dan Brimob bersenjata lengkap terlihat masih bersiaga di sekitar Mapolsek guna mengantisipasi aksi lanjutan.

Sebuah mobil Barakuda juga disiagakan di depan Mapolsek. Sementara itu, perwakilan pihak keluarga Syaiful Mutalib mengatakan tidak akan melanjutkan peristiwa penembakan tersebut.

Pihak keluarga juga tidak akan memperpanjang masalah dan diselesaikan secara kekeluargaan.

"Pada intinya pihak keluarga tidak akan menuntut apapun, jadi kami menyelesaikan permasalahan dengan damai. Jadi ini dianggap sudah selesai," ujar Syaiful, Selasa Malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com