Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kelompok Militan Abu Sayyaf Minta Tebusan 20 Juta Ringgit"

Kompas.com - 22/06/2016, 18:35 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com - Tujuh warga Samarinda, Kalimantan Timur, disandera oleh militan teroris asal Filipina–Abu Sayyaf.

Dian Megawati, istri salah satu anak buah kapal (ABK) TB Charles milik perusahaan pelayaran PT PP Rusianto Bersaudara itu mengatakan, para penyandera minta tebusan sebesar 20 juta ringgit.

Perempuan yang disapa dengan nama Mega ini menuturkan, suaminya, Ismail, menelepon pada hari Rabu (22/6/2016) tepat pukul 11.00 Wita.

Dengan nada tergesa-gesa, suaminya meminta Mega untuk mencari wartawan, kepolisian setempat, Pemerintah Indonesia dan pihak PT PP Rusianto Bersaudara.

“Saya dikabari tergesa-gesa, saya kaget tidak sempat tanya apa kabarnya, bagaimana nasibnya. Dia cuma minta dicarikan wartawan, kepolisian, pemerintah dan perusahaan. Tapi di akhir komunikasi, suami bilang harus disiapkan uang 20 juta ringgit sebagai uang tebusan. Kami sudah ke perusahaan, tapi masih belum ada kejelasan," kata Mega.

Dari cerita, Mega tahu bahwa ketujuh orang tersebut, termasuk suaminya, disergap dan disandera Abu Sayyaf di perairan Filipina. Suaminya yang berprofesi sebagai juru mudi diperintahkan oleh penyandera untuk menelepon keluarganya.

Menurut Mega, ketika mengabari semua pihak, pihak perusahaan kemudian langsung mengecek keberadaan kapal TB Charles.

Dari koneksi yang tersambung, posisi kapal sedang berada di perairan Indonesia menuju Kota Tarakan. Namun pada saat menghubungi Mega, terkesan suaminya sedang berada di daratan.

(Baca juga: Kemenlu dan TNI Masih Dalami Kabar Penyanderaan Tujuh ABK oleh Abu Sayyaf)

TB Charles, lanjutnya, membawa 13 orang ABK. Dalam penyanderaan, mereka dibagi menjadi dua kelompok. Tujuh orang, termasuk suaminya dibawa oleh kelompok militan Abu Sayyaf.

"Yang enam orang lainnya tidak tahu ke mana. Kemungkinan besar, keenam itu dikembalikan ke kapal untuk segera melanjutkan perjalanan,” katanya.

Mega masih terus menunggu kabar dari suaminya dan menantikan kejelasan dari perusahaan.

“Saya enggak tahu lagi harus gimana. Yang penting, mudah-mudahan ini bisa segera ditangani pemerintah Indonesia dan saya berharap suami cepat pulang,” pungkasnya.

 

Kompas TV 7 WNI Disandera Abu Sayyaf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com