Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UGM Ciptakan "Duo Serigala" untuk Lacak Posisi Pendaki yang Tersesat

Kompas.com - 16/06/2016, 16:53 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari kepedulian akan banyaknya pendaki gunung yang hilang atau tersesat, lima mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada (UGM) mengembangkan sebuah alat bantu bagi pencinta aktivitas alam.

Alat yang diberi nama "Duo Serigala" ini mampu memberikan informasi cuaca di gunung, level kesehatan, dan mampu mengirimkan tanda peringatan darurat ketika terjadi sesuatu lengkap dengan titik koordinat pendaki.

Barru Kurniawan, salah satu mahasiswa, mengatakan bahwa pengembangan Duo Serigala ini awalnya karena ia mendapat tugas kuliah.

Ketika mencari ide itu, ia dan keempat temannya, Ramadhan Chairan MM, Elok Nadia Alifah, Oki Surya Pratama, dan Rizka Apriliantini, melihat bahwa banyak pendaki yang hilang atau tersesat saat beraktivitas di gunung.

"Dari situ, kita punya ide untuk mengembangkan alat membantu pendaki," ujar Barru Kurniawan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/06/2016).

Pada Maret 2016, kelima mahasiswa tersebut lantas melakukan riset untuk membuat alat yang dapat membantu pendaki tersebut.

Pada Mei lalu, mereka berhasil mengembangkan alat yang terdiri dari tiga unit, yakni router, coordinator, dan end device.

"Tiga bulan total kita mengembangkan alat Arduino based Safety Information Guidance for Climbers ini. Agar menarik, alat ini kita bernama Duo Serigala," kata Barru.

Alat tersebut akan berfungsi jika router dipasang di puncak gunung dan di basecamp terdapat alat coordinator.

Router di puncak gunung mampu membantu pendaki mengetahui informasi cuaca, baik suhu, kelembaban, dan tekanan udara. Alat ini juga dapat menampilkan level keamanan dan dampak kesehatan.

Adapun coordinator di bawah atau basecamp akan menunjukkan titik awal pendakian dan posisi pendaki.

"Alat yang dibawa pendaki end device. Dari alat end device inilah pendaki dapat mengakses data dari router dan coordinator ," papar Barru.

Ketiga unit alat ini bekerja mengirimkan data dengan menggunakan frekuensi radio.

End device yang dibawa oleh pendaki mampu menjadi penunjuk arah ke puncak ataupun titik awal pendakian.

Alat tersebut juga dilengkapi dengan tombol tanda SOS. Tombol ini ditekan ketika pendaki dalam kondisi membutuhkan pertolongan.

"Ketika tombol SOS ditekan, maka akan memberikan informasi ke pos basecamp dan dengan alat coordinator tim penolong mampu mengetahui lokasi pendaki," kata Kurniawan.

Untuk membuat alat itu, diperlukan biaya Rp 3 juta. Saat ini kelima mahasiswa ini masih akan menyempurnakan Duo Srigala tersebut.

"Akan kita kembangkan, kan masih pakai baterai. Kita akan coba kembangkan dengan solar cell dan agar tahan air," tuturnya.

Barru mengatakan bahwa alat ini belum akan diproduksi lebih banyak. Namun, ia membuka kesempatan kepada mitra untuk pengembangan dan produksi lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com