Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Kasus Kekerasan Seksual, Santriwati Dilatih Beladiri

Kompas.com - 17/05/2016, 11:00 WIB
Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Santri dan santriwati di Pondok Pesantren Al Muslimun NW Tegal, Desa Meninting, Batu Layar, Lombok Barat, NTB, dilatih bela diri. Mereka dilatih agar bisa mempertahankan diri dari serangan, terutama dari pelaku kejahatan seksual.

Senin (16/5/2016) sore itu di halaman pesantren, sekitar 45 santri dan santriwati tengah serius berlatih beladiri. Mereka berlatih beberapa jurus untuk mempertahankan diri.

Hana, salah satu santriwati mengaku baru tiga bulan ikut berlatih bela diri. Awalnya, ia mengaku hanya ikut-ikutan. Tapi melihat semakin banyak kasus pelecehan seksual yang diberitakan media massa, Hana dan kawan-kawannya semakin serius mengikuti latihan beladiri.

"Harusnya anak-anak ikut beladiri biar bisa menjaga diri dan tidak menjadi korban pemerkosaan," kata Hana, Senin (16/5/2016).

Kepala MTs Al Muslimun NW Tegal, Afgan Kusuma Negara mengatakan, latihan beladiri ini baru enam bulan diajarkan di sekolah. Latihan ini bertujuan untuk membentuk mental santri agar lebih percaya diri dan bisa menjaga diri dari kejahatan.

"Apalagi akhir-akhir ini kejahatan terhadap anak-anak terutama anak perempuan itu banyak sekali," kata Afgan.

Afgan mengatakan, mereka berlatih sebanyak dua kali dalam satu minggu. Selain di halaman pesantren pada Senin sore, setiap hari Minggu pagi para santri melakukan latihan di pantai untuk olah fisik.

Menurut Afgan,semenjak maraknya kasus kekerasan seksual anak marak di beberapa daerah, kian banyak santri perempuan yang mendaftar untuk ikut berlatih beladiri. Dia mengatakan, dalam seminggu terakhir ini tercatat ada 15 santri yang mendaftar untuk ikut beladiri. Semuanya adalah santri perempuan.

"Insya Allah tahun ajaran baru akan kami wajibkan semua siswa untuk ikut kegiatan beladiri ini. Karena ini sangat penting dan bermanfaat untuk pertahanan diri mereka," kata Afgan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com