Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Burung dari Bengkulu Dikirim Secara Ilegal ke Jakarta Setiap Bulan

Kompas.com - 08/05/2016, 08:12 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Ribuan burung dari berbagai jenis dikirim secara ilegal dari Bengkulu ke Jakarta untuk diperdagangkan.

Burung-burung tersebut terdiri dari berbagai jenis, seperti burung pleci Enggano (Zosterops salvadorii), Pleci lokal (Zosterops palpebrosus), Cucak Keling (Aplonis panayensis) dan Srindit (Loriculus).

Hal ini diungkapkan investigator senior organisasi pemantau perdagangan satwa liar Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano. Marison mengatakan, burung-burung tersebut diselundupkan melalui jasa bus antar kota, travel dan kendaraan pribadi.

Sebagian burung tersebut dipastikan mati saat dalam proses pengepakan dan pengiriman. Menurut dia, burung-burung tersebut diambil langsung dari alam di berbagai daerah di Provinsi Bengkulu, seperti Pulau Enggano, Curup dan Bengkulu Utara.

"Untuk jenis Pleci Enggano ditangkap di Pulau Enggano karena itu memang burung endemik Pulau Enggano. Pleci lokal banyak diambil di daerah Curup dan Cucak Keling di daerah Bengkulu Utara," tuturnya, Sabtu (7/5/2016).

Para pedagang burung menghargai burung Pleci Enggano Rp 30.000 per ekor. Sementara di Jakarta harganya mencapai Rp 80.000 hingga Rp 100.000 per ekor.

Sedangkan burung jenis Pleci lokal dihargai Rp 8.000 per ekor, Cucak keling Rp 40.000 per ekor dan Srindit Rp 35.000 per ekor.

Para pedagang dari Jakarta membeli ribuan burung dari Bengkulu untuk satu kali transaksi.

Marison berharap, BKSDA Bengkulu dapat bertindak tegas untuk menghentikan penyelundupan burung dari Bengkulu ke Jakarta.

"Kepunahan beberapa jenis burung di Bengkulu mungkin tak dapat dicegah kalau penyelundupan ini terus berlangsung," kata Marison.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com