SURABAYA, KOMPAS.com — Ketua DPC PDI-P Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan bahwa partainya tidak merasa kehilangan Basuki Tjahaja Purnama yang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta melalui jalur perorangan.
Whisnu mengatakan, keinginan partainya untuk mengusung Tri Rismaharini sebagai calon gubenur DKI Jakarta bukan sebagai obat sakit hati karena telah ditinggalkan Basuki.
Kalaupun PDI-P jadi menjagokan Risma pada Pilkada DKI 2017, itu semata-mata karena instruksi dan keputusan partai yang harus dijalankan.
"Bukan dipersepsikan sebagai obat penghibur sakit hati," kata Wakil Wali Kota Surabaya tersebut, Sabtu (12/3/2016).
Ia yakin bahwa PDI-P tidak akan merasa kehilangan jika Ahok menolak diusung partai tersebut.
"Fenomena Pak Ahok yang memilih tidak diusung PDI-P harus dipahami sebagai dinamika politik jelang Pilgub DKI. Dia yakin, PDI-P masih punya banyak figur sekelas Pak Ahok," kata Whisnu.
Sejak jauh-jauh hari, Risma sudah menolak untuk menjadi cagub DKI Jakarta. Dia sudah bertemu secara khusus dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk menyatakan keberatannya itu.
Risma beralasan bahwa ia masih memiliki tanggung jawab moral kepada warga untuk memimpin Surabaya hingga 2021.
Sementara itu, Basuki memilih jalur independen dengan alasan tidak memiliki banyak dana untuk membiayai kampanyenya. Menurut Ahok, sapaannya, perlu biaya lebih dari Rp 100 miliar untuk membayar biaya operasional selama kampanye.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.