Salah satu daerah yang paling parah terkena dampak adalah dusun Lubuk Dagang, Desa Lubuk Lagak, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas.
Di dusun ini air merendam rumah warga hinga ketinggian 1,5 meter. Meski banjir merendam setengah bangunan rumah, namun warga enggan mengungsi dan tetap bertahan di rumah masing-masing.
Kepala Dusun Lubuk Lagak Abdul Muis mengatakan seluruh warga masih memilih bertahan di rumah masing-masing dengan membuat 'panggauan' atau lantai darurat di tengah-tengah rumah agar bisa tetap berada di rumah mereka.
Dusun Lubuk Dagang terdiri dari 226 rumah yang dihuni sebanyak 363 kepala keluarga.
"Hujan sudah seminggu turun terus menerus, dan banjir ini sudah langganan tiap tahun, bahkan bisa dua kali dalam setahun," kata Muis, Jumat (12/2/2016).
Banjir di kampung tersebut sudah terjadi sekitar empat hari. Sejumlah bantuan sudah mengalir di posko darurat yang didirikan warga.
"Hingga hari ini sudah ada bantuan yang masuk dari instansi pemerintahan dan perusahaan. Tapi jumlahnya masih terbatas, sehingga belum didistribusikan ke warga," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi bencana, warga tetap beraktivitas meski banjir menggenangi rumah mereka.
Anak-anak terlihat bermain air, sedangkan ibu-ibu terlihat mencuci pakaian dengan memanfaatkan air banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.