Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gorontalo Belum Terdaftar Dalam World Migratory Bird Day

Kompas.com - 07/02/2016, 17:22 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com– Meskipun Gorontalo sebagai lokasi persinggahan burung migran yang berasal dari belahan bumi utara dan selatan, namun daerah ini belum terdaftar dalam World Migratory Bird Day (WMBD).

WMBD ini merupakan kegiatan kampanye tahunan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat  yang menitikberatkan pada upaya pelestarian burung migran dan habitatnya.

“Setiap tahun WMBD ini diselenggarakan, biasanya pada minggu kedua bulan Mei,” kata Iwan Hunowu, Northern Sulawesi Landscape Manager WCS Indonesian Program, Minggu (07/02/2016).

Dalam ajang ini, seluruh masyarakat dunia mengambil bagian dalam aksi kampanye publik. Misal, festival burung migran, kegiatan edukasi, pameran dan pengamatan burung bersama, bird camp, media event dan pembuatan film dalam rangka merayakan hari migrasi burung sedunia

Dalam WMBD, semua tempat di dunia yang menjadi persinggahan burung migran dihimbau untuk mendaftar dan merayakan kegiatan ini.

“Seperti yang kita ketahui burung migran juga menyinggahi Gorontalo, salah satunya di danau Limboto. Juga di pesisir pantai utara dan selatan,” sambung Iwan.

Dia memaparkan di Indonesia sudah ada beberapa daerah yang berkontribusi dalam kegiatan ini. Misal, di pulau Sumatera pada 2015 lalu, berupa ada kegiatan di Medan Sumatera Utara dan Bangka Belitung.

Lalu di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan, Jakarta, Semarang, Purwokerto, Wonorejo di Surabaya, dan juga di Bima Nusa Tenggara Timur.

Adanya burung migran di suatu daerah menandakan daerah tersebut masih memiliki habitat tempat tinggal burung yang nyaman dan memiliki ketersediaan pakan.

Kedatangan mereka juga menjadi atraksi wisata, dengan mengamati perilaku burung, jenis pengembara dari belahan bumi utara yang paling banyak.

Pengembaraan para burung ini juga merupakan bahan pembelajaran bagi masyarakat untuk mengetahui respon mereka terhadap perubahan cuaca, serta bagaimana perjuangan mereka untuk bertahan hidup dari cuaca ekstrem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com