Air mineral itu diberi nama "Airku" yang merupakan kependekan dari "Air Kulonprogo". Produk ini merupakan salah satu bagian dalam gerakan "Bela dan Beli Kulonprogo" yang digagas oleh sang Bupati Hasto Wardoyo.
"Inginnya bagaimana kalau pasar lokal dikuasai produk lokal selama bisa. Kita berfikir hal yang kecil sederhana dan bisa dilakukan sekarang," ujar Hasto Wardoyo dalam perbincangan khusus dengan Kompas.com di rumah dinasnya, Rabu (16/12/2015).
Hasto mengatakan, air minum merek "Airku" adalah salah satu ide sederhana yang kini telah berjalan. Ide itu muncul ketika ada kenyataan bahwa setiap hari masyarakat di Kulonprogo harus mengonsumsi air minum.
Uang dari masyarakat itu lari ke perusahaan di luar Kulonprogo, bahkan luar negeri. Sebab pemilik air minum kemasan kebanyakan dari luar negeri. "Kenapa air putih yang sederhana saja kita tidak bisa dan hanya beli, memberi keuntungan bagi perusahaan asing?" kata dia.
Dari pemikiran itulah, Hasto meminta tolong kepada mahasiswa yang sedang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Kulonprogo untuk melakukan survei. Mereka diminta mendata seberapa banyak masyarakat mengonsumsi air minum kemasan dalam waktu satu minggu.
"Ternyata satu minggu itu satu orang di Kulonprogo rata-rata meminum tiga gelas air kemasan. Bayangkan kalau dikalikan dengan jumlah penduduk di sini, sudah berapa juta sendiri," ucap dia.
Jumlah itu jika dikalikan harga minuman kemasan yang tergolong mahal. Hasil survei mahasiswa KKN tadi kemudian dilanjutkan dengan inisiatif untuk memproduksi sendiri air mineral di wilayah Kabupaten Kulonprogo.
Bupati bergelar dokter ini lalu merangkul PDAM yang selama ini hanya memasok air kepada warga, untuk bisa ikut membuat air minum kemasan.
"PDAM yang selama ini hanya menyalurkan air, kenapa tidak memproduksi air mineral sendiri," kata Hasto.
Lewat berbagai pertimbangan dan melihat adanya sumber mata air di Kulonprogo yang layak dikonsumsi, lalu di wujudkanlah pembuatan air mineral dalam kemasan.
Usai melewati proses panjang mulai dari kualitas air dan hak cipta, baru di tahun 2013 akhir air kemasan ini diluncurkan dengan merek "Airku". "Airku ya air saya, air kita semua. Milik kita," cetus dia.
Satu bulan diluncurkan, produksinya masih terbilang sedikit. Namun saat ini sudah melesat tajam hingga angka satu juta kemasan, dari yang awalnya 2.000-an kemasan saja.
"Dengan Airku jelas membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Lalu PDAM punya unit usaha sendiri dan kita mampu mandiri dan menghasilkan sesuatu," kata dia.
Menurut Bupati, program Airku ini sebenarnya sangat sederhana namun ada unsur ideologis yang diperjuangkan, yakni melawan dan menandingi kekalahan teknologi yang dimiliki luar negeri.
"Kita memang kalah teknologi, namun kita bisa mandiri jika mau berkarya," cetus dia. (Baca: Hasto, Bupati Bergelar Dokter yang Bikin Gerakan "Bela dan Beli Kulon Progo")
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.