Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Perbesar Alat Kelamin, 20 Pria Ini Malah Dirawat di Rumah Sakit

Kompas.com - 14/11/2015, 06:15 WIB

PAREPARE. KOMPAS.com - Sebanyak 20 orang pria harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makkasau Parepare Sulawesi Selatan Jumat (13/11/2015).

Dokter Spesialis Bedah RSUD Andi Makkasau, Mahyudin Rasyid menjelaskan, ke-20 pria ini dirawat setelah mengalami pembekakan di bagian alat kelaminnya.

"Terenfeksi berupa pembekakan karena disuntikkan cairan untuk memperbesar alat kelaminnya," jelas Mahyudin.

Ia mengatakan berdasarkan pengakuan pasien, mereka sebelumnya mendatangi sebuah salon untuk membesarkan kelaminnya untuk memuaskan istri.

Namun, yang terjadi malah sebaliknya akibat suntikan itu terjadi infeksi sehingga mereka malah tidak bisa memuaskan sang istri.

Mahyudin menuturkan setelah dilakukan pembedahan di alat kelamin para pria beristri ini ternyata cairan yang disuntikkan tersebut merupakan cairan minyak rambut.

"Setelah kita periksa ternyata cairan yang disuntikkan untuk perbesar alat vital adalah cairan minyak rambut," jelasnya.

Mahyudin menjelaskan cairan ini memang dapat memperbesar alat kelamin. Namun berisiko terjadi infeksi saat cairan tersebut membeku.

"Cairan berupa minyak rambut tertentu ini memang membesarkan alat vital tetapi berefek dalam bentuk penyumbatan aliran darah karena cairan tersebut membeku di dalam alat kelamin," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Parepare, dr Muh Yamin, mengatakan tidak ada praktek ilegal ataupun tempat terapi untuk membesarkan alat kelamin di Kota Parepare.

"Saya akan mengerahkam staf untuk menyelidiki dan mencari tempat pembesaran kelamin ini," jelasnya.

Dokter yang juga adalah Direktur Pelaksana RSUD Andi Makkasau tersebut menambahkan, pihak rumah sakit sudah menangani infeksi yang diderita 20 orang pria ini.

Mereka kini sudah ditangani dan sudah normal kembali dengan penyembuhan tidak lebih dari satu bulan.

"Masalah pembesaran alat vital berujung infeksi ini kita lakukan investigasi untuk mencari salon yang membuka praktek tersebut," kata Mahyudin.

"Sementara ini belum bisa dipastikan apakah di Parepare atau dilu ar karena kebanyakan dari korban mengaku menyuntik alat kelaminnya di Makassar," jelas mantan Kadis Kesehatan Enrekang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com