Menurut Ganjar, Jawa Tengah telah kehilangan satu sosok yang sangat toleran dan intens membaur dengan penganut agama lain.
"Beliau orang yang melindungi, sangat toleran. Menurut saya, kalau saya ketemu, jadi adem ayem," kata Ganjar saat dihubungi, Rabu (11/11/2015).
Ganjar sendiri mengaku belum sempat melayat ke rumah duka lantaran masih melaksanakan tugas di Kabupaten Karanganyar.
Namun, saat Uskup dirawat di Rumah Sakit Elisabeth, Semarang, Ganjar sempat membesuk. Saat itu, Uskup yang semula tertidur langsung bangun ketika dirinya datang.
"Waktu beliau sakit di Elisabeth, saya datang. Di sana enggak ada yang jaga, tiba-tiba saya datang, bangun, terus bilang 'gak ada apa'," tambah pria 47 tahun ini.
Bahkan, saat dirawat itu, almarhum sempat mengajak foto selfie. Tak berlangsung lama, mereka akhirnya membuat foto tersebut.
"Saat dirawat, dia gembira, bahkan ngajak saya selfie," kata dia.
Ganjar melanjutkan, Jateng telah kehilangan satu tokoh yang peduli pada hubungan antar-agama. Almarhum juga aktif datang pada perayaan agama lain.
"Kalau ada acara pemerintahan, keagamaan, beliau aktif hadir. Sebagai Muslim, kehadiran itu luar biasa," imbuhnya.
Jenazah Uskup Agung hari ini masih akan disemayamkan di Gereja Katedral Semarang hingga Kamis esok. Penghormatan terakhir atau misa diagendakan pada sore nanti, pukul 18.00 WIB.
Selanjutnya, jenazah akan diberangkatkan pada Kamis ke Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogyakarta, untuk selanjutnya disemayamkan di sana pada Jumat (13/11/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.