Lagi, Satu Bocah di Kabupaten Pidie Jadi Korban Kekerasan Seksual

Kelakukan BS terungkap ketika Suwarni, sang ibu melaporkan hal ini kepada pihak kepolisian didampingi Kepala Desa setempat.

Berdasarkan keterangan korban, aksi pencabulan diduga terjadi di rumah nenek korban di sebuah desa di Kecamatan Padang Tiji, Pidie.

Kepala Polsek Padang Tiji, Iptu Sofyanto mengatakan, kasus pencabulan itu terjadi di rumah nenek korban pada 28 September 2015. "Kejadiannya sudah terjadi beberapa pekan lalu, tapi baru kemarin dilaporkan ke kami, namun kami sudah memeriksa sejumlah saksi dan mendapat hasil visum, bahwa benar sudah terjadi aksi kekerasan seksual terhadap anak," kata Iptu Sofyanto melalui sambungan telepon, Jumat (9/10/2015).

Polisi hingga kini sudah memintai keterangan tiga saksi yakni orangtua korban dan tetangganya. "Sekarang mau kita panggil tiga saksi lagi," ujar Sofyanto.

Menurut dia, berdasarkan hasil visum menunjukkan adanya kekerasan sekual dialami korban. "Buktinya-buktinya sudah lengkap dan sudah kita kantongi," katanya.

Sementara itu, hingga kini pelaku masih buron, dan polisi masih melakukan pengejaran. “Kita terus mencoba mencari keberadaan pelaku dengan menanyakan kepada pihak keluarganya dan kita juga meminta pelaku untuk menyerahkan diri,” kata Kepala Polsek Sofyanto.

Sofyanto mengatakan, polisi kini sudah memasukkan pelaku ke dalam daftar pencarian orang. "Kasus anak ini harus kita prioritaskan sesuai arahan pak Kapolda," kata dia.

Kepala Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Aceh, Dahlia menyatakan, Aceh menjadi daerah darurat kekerasan terhadap anak. Dalam sebulan terakhir tidak kurang enam kasus kekerasan terhadap anak terjadi di sejumlah kabupaten di Aceh.

Dua kasus kekerasan menyebabkan korbannya meninggal. Satu kasus korbannya dirawat di rumah sakit. Sedangkan tiga lagi merupakan kasus perkosaan terhadap anak di bawah umur.