Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Imigrasi Diduga Palak Turis Taiwan di Bandara Ngurah Rai

Kompas.com - 14/09/2015, 17:21 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Dua oknum pegawai imigrasi yang bertugas di Bandara Ngurah Rai diduga meminta uang dengan paksa kepada wisatawan asal Taiwan yang baru tiba di Bali. Kepala Imigrasi Kelas 1 Ngurah Rai, Yohanes A.R Widodo menyampaikan kepada Kompas.com melalui pesan singkat bahwa kasus tersebut masih didalami.

"Saya Ka Kanim Imigrasi Ngurah Rai memang memiliki kepentingan untuk menjelaskan duduk permasalahan. Tetapi saat ini saya sedang mendalami masalah tersebut," demikian isi pesan singkat Kepala Imigrasi Kelas 1 Ngurah Rai, Yohanes A.R Widodo, Senin (14/9/2015).

Kabarnya, kasus dugaan pemalakan itu kini sudah ditangani Polresta Denpasar. Namun, pihak imigrasi belum memberikan keterangan rinci. Pihak imigrasi hanya mengatakan jumpa pers terkait masalah ini akan digelar dalam waktu singkat. "Akan segera saya press realease dalam waktu dekat. Kasusnya masih kami dalami," tambah Yohanes.

Peristiwa pemalakan itu terungkap ketika pada Sabtu (12/9/2015), Polsek Bandara Ngurah Rai menerima pengaduan Zhang Tao, warga negara Taiwan, yang mengaku dimintai uang oleh oknum yang diduga petugas imigrasi pada saat proses pemeriksaan dokumen.

Saat itu Zhang ditemani rekan seperjalanan Shizihen Zhang, Shunjian Wei, Yongjian Liang, Zhining Liang dan Jiandang Deng. Dalam laporannya, korban menjelaskan saat pemeriksaan di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) terminal kedatangan internasional. 

Saat itu salah seorang petugas menyampaikan dengan isyarat meminta uang sebesar 500, tanpa menyebut mata uangnya, bahwa Zhang ingin imigrasi memberi cap izin masuk ke wilayah Indonesia pada paspornya.

Zhang mengaku tidak memiliki uang sebesar itu tapi menyerahkan uang 100 dolar Taiwan kepada si oknum petugas. Menerima uang tersebut sang petugas hanya geleng-geleng kepala dan akhirnya Zhang terpaksa menambah 100 dolar Taiwan. Setelah kasus ini ditangani pihak kepolisian, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com