Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher: Nasionalis dan Islami Ibarat Gula dan Rasa Manisnya

Kompas.com - 02/08/2015, 22:49 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Kalangan nasionalis dan islami merupakan dua kelompok yang tak bisa dipisahkan. Baik nasionalis dan islami sama-sama berperan dalam lahirnya kemerdekaan negeri ini. Setelah negeri ini merdeka pada 17 Agustus 1945, nasionalis dan islami sama-sama bertujuan membangun dan memajukan Nusantara.

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan seusai membuka Pra-Kongres Persatuan Alumni (PA) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dalam seminar nasional di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jawa Barat, Minggu, (2/8/2015).

"Nasionalis dan islami tak bisa dipisahkan. Kalangan nasionalis dan islami itu ibarat gula dengan manisnya, enggak ada bedanya. Kita bersama-sama menyatukan hati untuk membangun bangsa kedepan," kata Aher, sapaannya.

Ia mengatakan, jika sebelumnya ada suatu pemisah antara nasionalis dan islami, saat ini ditiadakan. Keduanya harus bersatu padu dengan dasar Pancasila sebagai dasar negara dan NKRI sebagai bentuk negaranya.

"Baik kalangan nasionalis, marhaenis, islami harus bersatu padu untuk Indonesia yang lebih baik. Nilai kebangsaan tersebut harus hadir sebagai spirit, sebagai semangat untuk membangun masa depan Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan oleh Soekarno-Hatta dulu kala dan kita bersama," kata Aher.

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PA GMNI Achmad Basarah mengatakan, kehadiran Aher untuk membuka sekaligus meresmikan pra-kongres itu merupakan cerminan kebersamaan antara kaum nasionalis dan islami.

"Saya kira para pendiri bangsa juga, utamanya presiden pertama kita, Soekarno, telah menorehkan pelajaran berbangsa yang sangat baik, di mana golongan nasionalis dan golongan islami merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan republik ini dan membawa negara ini untuk mencapai tujuan negara sebagaimana dalam UUD 45," kata politisi PDI Perjuangan tersebut.

Seminar nasional ini bertajuk "Jalan Trisakti Menuju Tatanan Masyarakat Pancasila" dalam rangka Pra-Kongres III PA GMNI. Kongres PA GMNI akan digelar di Jakarta pada 7-9 Agustus 2015 dan direncanakan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Komunikasi PA GMNI Jabar Sonny Budhi Ramdhani mengatakan, pra-kongres di Bandung ini akan merancang formula bagaimana caranya membangun bangsa yang mengacu kepada konsep Trisakti yang digagas Bung Karno. Hal itu akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo di Kongres PA GMNI ke III di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, pada pekan ini.

"Dalam kongres nanti kita akan membuat formulasi untuk pengembangan di bidang politik, bidang ekonomi, dan bidang kebudayaan yang sesuai dengan amanah Trisakti itu untuk kita sampaikan kepada Presiden, karena ini seiring dengan program Nawacita Presiden," kata Sonny.

Pra-kongres ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purba, jajaran Pengurus Pusat PA GMNI, para pengurus daerah GMNI se-Indonesia, serta para pengurus cabang GMNI se-Jawa Barat. Pembicara dalam seminar ini meliputi Ketua Umum PA GMNI Soekarwo, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristtyanto, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Sri Adiningsih, hakim Mahkamah Konstitusi Dewa Gede Palguna, ekonom Revrisond Basir, Andreas Hugo Pareire, serta Harjoko Sangganagara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com