Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2015, 15:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pemudik yang melintasi jalur alternatif di Jalan Tol Pejagan-Pemalang di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, diminta selalu waspada dan tidak memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi. Fasilitas di bakal jalan tol itu masih sangat minim dan jalan berdebu saat dilewati karena hanya berlapis agregat.

Dari pantauan Kompas pada Selasa dan Rabu (7-8/7), sebagian ruas tol yang akan digunakan untuk arus mudik tersebut masih diratakan dengan alat berat. Jalan yang dilapisi agregat berupa kerikil itu menimbulkan banyak debu saat kendaraan melintas di atasnya.

Jalan Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 20,6 kilometer menjadi satu alternatif yang disiapkan di sekitar jalan keluar Tol Pejagan. Tiga jalur lainnya adalah ke pantai utara Jawa melalui Brebes, jalur Pejagan-Purwokerto melalui Ketanggungan, dan Ketanggungan-Slawi.

Pemudik harus waspada karena debu mengakibatkan jarak pandang kendaraan lebih pendek. Oleh karena itu, pemudik tidak boleh memacu kendaraan dalam kecepatan tinggi. Dua kendaraan tangki terlihat berulang-ulang menyiramkan air di sepanjang jalur tersebut. Namun, upaya itu hanya bisa mengatasi masalah jalanan berdebu sesaat saja.

Jalan tol tersebut juga masih berbatasan langsung dengan sawah produktif dan masih banyak warga yang beraktivitas di sawah tersebut. Karena belum dibuka untuk arus lalu lintas kendaraan, jalan tol masih banyak dilalui pengendara sepeda motor dan sepeda kayuh.

Pelaksana proyek Anton saat ditemui di lokasi mengatakan, pihaknya akan segera memasang dua tempat peristirahatan yang dilengkapi sejumlah fasilitas, antara lain toilet dan tempat untuk mengecas baterai telepon seluler.

”Kami pastikan sebelum jalur ini beroperasi pada H-7, seluruh fasilitas bagi pemudik telah tersedia. Kami pun menyediakan lima kendaraan tangki untuk menyiram jalur ini dengan air setiap dua jam,” tutur Anton.

Di ruas tol Pejagan-Pemalang di wilayah Desa Rancawuluh, Kecamatan Bulakamba, jalan tol berada sebidang dengan jalan kampung. Hal itu karena masih ada rumah warga yang belum dibebaskan, yang berada tepat di tengah jalan tol, dan bersimpangan dengan jalan kampung. Akibatnya, jalan tol terpaksa dibelah dua menggunakan jalan di bagian bawah, memotong jalan kampung.

Pantauan terpisah menunjukkan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) masih membutuhkan lebih banyak rambu lalu lintas. Setelah sejumlah kecelakaan terjadi di jalan tol itu, kepolisian meminta pengelola memasang pita kejut dan membuat jarak tiang reflektor lebih rapat. Namun, semua itu belum direalisasikan. Pita kejut hanya dijumpai saat hendak memasuki gerbang tol dan jarak antar-tiang reflektor masih sekitar 10 meter. Sejumlah spanduk atau baliho peringatan dipasang di sejumlah lokasi. (FLO/WIE/JUM/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com