Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, tidak sedikit WNI yang diduga tergiur karena tawaran materi melimpah dari kelompok radikal tersebut.
"Biasanya mereka tergiur karena mau diajak piknik, nyambut gawe dibayar larang (kerja dibayar mahal) walaupun benar atau tidaknya kerjanya apa kan kita enggak tahu. Inilah yang kemudian kita edukasi," ujar Ganjar seusai memimpin musyawarah rencana pembangunan wilayah (musrenbangwil) Jawa Tengah di Pendapa Eks Karesidenan Kedu (Bakorwil Kedu) Kota Magelang, Jumat (27/3/2015).
Ganjar mengatakan, permasalahan paling inti adalah soal kemiskinan sehingga perlu upaya pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk mengagalkan kemiskinan tersebut. Anggota DPR RI Komisi II periode 2009-2014 itu mengungkapkan, Pemerintah Provinsi telah memiliki peta kemiskinan di seluruh wilayah Jawa Tengah.
"Kita punya peta wilayah kemiskinan hampir di seluruh Jawa Tengah. Setiap daerah yang memiliki angka kemiskinan tertinggi, Kabupaten Wonosobo, misalnya, maka akan kita pantau. Termasuk masalah ideologisnya, juga kita pantau," ucap Ganjar.
Sejauh ini, politisi PDI Perjuangan itu mengaku sudah melakukan pengawasan di sejumlah titik-titik tertentu yang diduga rawan tersusupi ideologi ISIS. Namun, Ganjar enggan menyebutkan wilayah yang dimaksud.
"Ada deh," kata Ganjar.
Menurut Ganjar, dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk melakukan pendekatan serta dialog melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah setempat terkait beberapa masalah yang melatarbelakagi warga yang ingin bergabung dengan ISIS. Upaya ini dimaksudkan untuk pencegahan warga bergabung dengan kelompok tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.