Risma mengaku masih berkoordinasi dengan Pemerintah Turki melalui Kedutaan Besar Indonesia di sana, soal kemungkinan dipulangkannya WNI itu. "Kita akan fasilitasi pemulangan sekaligus biaya kepulangannya," kata Risma, Jumat (13/3/2015).
Jika benar mereka ingin terlibat aktivitas kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) seperti yang diberitakan. Risma berharap, warga Surabaya tidak memberikan sanksi sosial. "Pemkot akan memberi pendampingan secara psikologi dan soaial kepada mereka pascapemulangan," kata Risma.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ada delapan nama yang disebut Kementerian Luar Negeri yang tercatat sebagai warga Surabaya. Enam di antaranya adalah satu keluarga yang pernah tinggal di Jalan Kanser 35, Ploso, Kecamatan Tambaksari.
Mereka adalah Jusman Ary Sandy (suami), Ulin Isnuri (istri) beserta keempat anaknya Urayna Afra (17), Dayyan Akhtar (7), Aura Kordova (9), dan Humaira Hafshah (1).
Sementara, dua lainnya tercatat pernah tinggal di Surabaya, namun sudah pindah. Keduanya yakni, Salim Muhamad Attami (28), yang pernah tercatat bertempat tinggal di Jalan Kalimas Hilir III, serta Soraiyah Cholid yang pernah tercatat tinggal di Jalan Ampel Melati I Surabaya.
Mereka adalah sebagai dari 16 WNI yang memisahkan diri saat ikut tur ke Istanbul, Turki. Setibanya di Bandara Attaturk, Turki, pada tanggal 24 Februari 2015, mereka memisahkan diri dan tidak bergabung kembali dengan rombongan tur hingga waktunya pulang ke Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.