Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Berlalu, Banjir Kembali Landa Manado

Kompas.com - 11/01/2015, 22:15 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Asna Kasim, warga Lingkungan 3, Kelurahan Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil, Manado tiba-tiba meraih lengan seorang wartawan yang sedang meliput banjir di lokasi tersebut, Minggu (11/1/2015).

"Tolong kasihan, sampaikan ke pemerintah, PLN tidak mau pasang meteran di rumah saya, padahal sudah satu tahun banjir yang lalu merusaknya, dan sekarang sudah banjir lagi," keluh Asna.

Rumah Asna ikut terendam banjir saat permukaan air Kali Jengki meluap sejak subuh tadi. Dia bersama anaknya terlihat berusaha menyingkirkan lumpur dan pasir yang ikut masuk ke rumah. Asna yang mendirikan bangunan rumah di tepi Kali Jengki, pada 15 Januari 2014 tahun lalu, merasakan bagaimana banjir dahsyat tersebut merusak rumahnya karena tinggi air mencapai atap rumah.

"Saat itu meteran listrik kami rusak. PLN berjanji mau ganti, dan kami sudah bayar mencicil bulanan ke PLN. Tapi sudah tiga kali datangi kantor PLN, meteran kami tidak juga dipasang," kata Asna.

Dia merasa heran karena rumah-rumah lainnya di wilayah mereka telah dipasangi meteran baru. Saat dia menanyakan mengapa meteran mereka tidak juga diganti, menurutnya PLN memberikan alasan karena belum tersedia kabel.

"Alasan itu terlalu dibuat-buat, apakah PLN memang tidak punya kabel? atau karena kami memang cuma orang kecil. Kami siap bayar, asalkan bisa ada listrik. Sudah setahun ini kami cuma menyambung listrik dari tetangga, itupun dayanya sangat kecil," kata Asna.

Berbagai keluhan warga juga dilontarkan di beberapa wilayah di Kota Manado yang terendam  banjir hari ini. Curah hujan yang tinggi pada Sabtu (10/1/2015) kemarin, membuat air mulai naik sejak tenggah malam. "Puncaknya subuh sekitar 03.00 WITA, air naik sampai pinggang, terpaksa kami mengungsi lagi. Setiap tahun begini terus yang kami rasakan, beruntung ini tidak separah tahun lalu," ujar Nurdin (37) warga yang sama.

Rahmat yang tinggal di Lingkungan Dua, Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang mengeluhkan lambannya bantuan korban bencana yang dijanjikan pemerintah daerah. Menurut dia bantuan yang datang pun tidak sesuai dengan janji sebelumnya.

"Waktu tahun 2013 kami dijanji dapat Rp 40 juta untuk rumah rusak berat, tahun 2014 kami dijanji Rp 15 juta, tapi yang kami terima hanya Rp 3,6 juta, itupun baru terima hari Jumat kemarin, dan sekarang sudah banjir lagi," keluhnya.

Tanggap darurat
Sementara itu Wali Kota Manado Vecky Lumentut menetapkan status tanggap darurat bencana sejak 11 Januari hingga 18 Januari untuk menanggulangi dampak bencana dan mengantisipasi bencana susulan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, setidaknya ada 4.000 warga yang terdampak banjir yang melanda beberapa kecamatan di Kota Manado hari ini. Selain banjir beberapa lokasi juga terjadi longsor.

Pemerintah daerah yang bekerjasama dengan Basarnas, RAPI, PMI, TNI dan Polri bahu membahu membantu warga yang mengungsi serta mendirikan dapur-dapur umum. Warga yang rumahnya terendam diungsikan di gedung gereja, masjid, sekolah, tenda darurat serta rumah-rumah warga yang aman dari banjir.

"Saya saat ini sedang memantau kesiapan petugas di Dapur Umum yang ada di Paal Dua serta akan terus berkeliling melihat apa yang dialami warga terdampak bencana," ujar Wakil Wali Kota Harley Mangindaan.

Walau air sudah surut di seluruh wilayah yang terendam banjir, tapi warga masih terus khawatir karena cuaca Kota Manado dan sekitarnya masih tidak bersahabat. Awan hitam terus menggantung di langit dan sesekali hujan masih turun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com