Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah SD Mengais Cincin dan Batu Permata di Lokasi Kebakaran

Kompas.com - 07/01/2015, 18:15 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis


BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Selusin bocah berseragam putih hijau menerabas garis polisi di bekas kebakaran di Blok G Pasar Inpres Kebun Sayur. Siswa yang putra lebih berani. Mereka segera mengambil tempat di tengah kebakaran bergabung dengan belasan pria dewasa yang lebih dulu ada di sana.

Para bocah yang rerata masih duduk di kelas 6 sekolah dasar ini membolak-balik puing dengan alat sedapatnya. Mereka di situ ikut-ikutan banyak pria dewasa yang mencari barang berharga yang tersisa dari kebakaran. Batu permata dan cincin titanium hingga perak menjadi incaran mereka.

"Pulang sekolah selalu lewat sini (Kebun Sayur). Ikut-ikut saja,” kata Dahlia, salah seorang siswi, sambil memperhatikan teman-temannya turun ke puing.

Pasar Kebun Sayur terbakar, Selasa (6/1/2015). Hampir separuh pasar pusat souvenir dan barang kerajinan khas Kalimantan Timur hangus beserta isinya. Sejumlah 135 kios dari 343 kios, hancur dalam kebakaran ini.

Belum sempat pemilik menyelamatkan sisa kebakaran, banyak warga entah dari mana justru sudah mengais dan mencari sisa-sisa barang yang masih dianggap layak. Apa yang dilakukan sejumlah siswa dan warga di antara puing mendapat perhatian dari sejumlah pria. Mereka siap membeli temuan para anak sekolah dan warga di bekas kebakaran.

"Cincin yang paling dicari. Batu permatanya bukan utama. Kalau ada yang ketemu cincin, dilihat dulu baru ditawar. Sama anak sekolah enak, harganya bisa ditawar murah. Ada yang Rp 90.000, padahal toko bisa Rp 500.000 lebih,” kata seorang warga bernama Acok.

Acok mengaku sebagai pedagang sayur di Pasar Pandan Sari tak jauh dari lokasi kebakaran. Soal batu permata dan cincinnya, Acok mengaku cukup kenal. Menurut dia, warga yang tahu soal cincin akan memilih berdasar jenis bahan, ornamen, dan kerumitan pengerjaannya. Mereka berpendapat bentuk seperti itu memiliki harga yang lebih mahal.

Acok menunjukkan empat cincin yang diperolehnya dari beberapa warga yang mengais di antara puing. Cincin-cincin itu terbuat dari perak yang dihiasi taburan berlian imitasi. Dia menawar Rp 100.000 per cincin dari beberapa orang yang turun mengais puing kebakaran.

"Segini bisa satu setengah (juta). Kalau dijual di toko Rp 500.000 per cincin. Saya jual lagi ke pedagang, mereka pasti mau," katanya.

Kebun Sayur di Balikpapan dikenal orang sebagai pusat pusat suvenir dan cendera mata. Pasar ini menjadi ternama lantaran berisi ribuan jenis kerajinan yang menggambarkan keunikan Kalimantan Timur secara umum. Selain perhiasan dari batu permata, juga ada kain tenun dan batik dari berbagai kabupaten dan kota di Kaltim hingga ukiran kayu dan besi tempa.

Berbagai kerajinan anyaman rotan hingga serat kayu bisa ditemui di sana. Tak lupa, mandau atau pedang khas suku Dayak, kerap menjadi barang hiasan yang paling laris yang dibeli orang. Pelancong hingga tamu yang datang atau melintasi Balikpapan sering kali tidak melewatkan kesempatan belanja berbagai kerajinan untuk oleh-oleh di pasar ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com