Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Berniat Kembalikan Naskah Kuno, tetapi Indonesia Menolak

Kompas.com - 13/11/2014, 23:01 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Sejarawan asal Inggris, Peter BR Carey, mengungkapkan, banyak naskah kuno yang memuat sejarah Indonesia masih tersebar di berbagai negara. Jumlahnya bisa mencapai ribuan, dan tersimpan di berbagai museum di dunia.

Di Inggris saja, kata Carey, diperkirakan terdapat 500-600 jenis naskah kuno yang tersebar di sejumlah kota, antara lain di London, Manchester, dan Oxford. Naskah-naskah itu bisa dilacak kembali di sebuah buku berjudul Indonesian Manuscript in British Collections. Buku tersebut baru saja diterbitkan kembali di Jakarta, belum lama ini.

"Salah satu naskah tertua adalah naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada akhir abad XVI," ungkap Carey seusai menjadi pembicara dalam seminar Borobudur Writers and Cultural Festival 2014, di kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (13/11/2014).

Menurut Carey, Pemerintah Inggris pernah ingin mengembalikan semua naskah kuno tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Namun, niat baik itu justru ditolak oleh Pemerintah Indonesia sekitar 25 tahun yang lalu.

"Saat itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masih dijabat oleh Fuad Hasan. Pemerintah Indonesia hanya berpesan dan meminta agar Pemerintah Inggris menjaga naskah-naskah kuno itu dengan baik," tutur Carey.

Selain di Inggris, sambung Carey, naskah kuno juga banyak tersebar di Belanda. Sebut saja naskah "I la Galigo", sebuah epik mitologi dari Sulawesi Selatan yang saat ini disimpan di Universitas Leiden, Belanda.

Selain itu, ada naskah salinan dari "Babad Diponegoro" yang ditulis dalam bahasa Jawa. Adapun manuskrip "Babad Diponegoro" dalam huruf Arab dengan tulisan tangan Pangeran Diponegoro saat ini disimpan di Belanda.

Carey yang juga Profesor Emeritus Oxford University itu melanjutkan, beberapa naskah kuno juga belum dimiliki oleh Pemerintah Indonesia secara resmi karena masih berada di tangan keluarga atau ahli waris. Naskah-naskah itu antara lain tentang Kiai Modjo, yang disimpan oleh pihak keluarganya di Tondano, Minahasa, serta naskah dari Bupati Purworejo pertama di Bagelen, Purworejo, Jawa Tengah, yang diberi nama "Buku Kedungombo".

"Sebetulnya, tidak hanya naskah kuno, ada pula prasasti dari Indonesia yang masih tersimpan di luar negeri, seperti Prasasti Sangguran di Skotlandia, dan Prasasti Pucangan di Kalkuta, India," papar pria kelahiran Rangoon, Myanmar, itu.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com