Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunda Mayang Prasetyo Minta Anaknya Dimakamkan sebagai Laki-laki

Kompas.com - 15/10/2014, 14:37 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Ibunda Mayang Prasetyo meminta jenazah anaknya diperlakukan sebagai laki-laki. Mayang adalah warga negara Indonesia yang menjadi korban pembunuhan disertai mutilasi di Australia.

Nining menegaskan, putra sulungnya berjenis kelamin laki-laki. "Kami menghendaki Febri diperlakukan dengan peribadatan secara laki-laki sesuai aturan agama," kata Nining, Rabu (15/10/2014).

Hal itu juga disampaikan rekan sekomunitas Mayang, Rendy Arga. Dia mengatakan, Mayang hanya melakukan operasi transjender, yakni hanya mengubah perilaku dan penampilannya. "Kami tahu dia tidak pernah mengubah jenis kelaminnya, dan dia juga sudah berpesan minta jenazahnya diperlakukan secara laki-laki," kata Rendy.

Rendy menyayangkan ketika pemberitaan tentang Mayang selalu mengarah ke sisi negatif. "Selama ini, teman-teman diam, dan mengamati pemberitaan media. Kenapa sisi negatifnya yang selalu dimunculkan? Kenapa tidak yang baik-baiknya?" tanya Rendy.

Pilihan hidup Mayang, menurut Rendy, tidak merugikan orang lain, apalagi negara. "Mayang tidak punya catatan kriminal. Di sana, dia melakukan studi dan bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya," kata Rendy lagi.

Rendy pun mengatakan, negara seharusnya memperlakukan Mayang secara adil tanpa mendiskriminasikannya. "Sejauh ini, kontribusi negara terhadap Mayang dan keluarganya kurang maksimal. Pengembalian jasad Mayang sepenuhnya ditanggung oleh Pemerintah Australia," kata Rendy.

Sementara itu, pemulangan jenazah dari Bandara Radin Inten, Lampung, ditanggung oleh pihak keluarga, termasuk dalam menyiapkan pemakaman dan kebutuhan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com