Derita Marasmus dan Gizi Buruk, Berat Bocah 6 Tahun Cuma 6 Kilogram

Zahra, bocah berusia enam tahun asal Conggo, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali, ini hanya bisa terbaring lemas di tempatnya. Sehari-hari, Zahra cuma terbaring di tempat tidur. Pertumbuhannya terhambat. Ukuran tubuh adiknya lebih besar dibandingkan dirinya.

Jangankan berdiri dan berjalan seperti anak-anak seusianya, bahkan untuk menyuap nasi pun dia butuh bantuan orang lain.

Untuk membalikkan badannya saja, anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hamma (41) dan Fatimah (39) ini juga kesulitan. Seluruh aktivitasnya mulai dari makan, mandi dan buang air diurus oleh ibunya sendiri atau orang lain.

Ayahnya menyebutkan, mereka tak mampu memberikan asupan tambahan yang cukup untuknya. Jangankan membeli susu, untuk makan sehari-hari saja, keluarga ini kerap mengutang.

Sang ayah yang berprofesi sebagai pekerja serabutan dengan pendapatan tak menentu memang hidup dalam serba kekurangan. Hamma dan keluarga hidup menumpang di kolom rumah keluarganya, yaitu gubuk berdinding kayu dan berlantai tanah seluas dua kali empat meter.

Hamma biasanya bekerja serabutan mulai dari jadi buruh panen padi, buruh petik coklat, hingga buruh pabrik gabah di desanya. Upahnya tak lebih dari Rp 30.000 sekali kerja. Jika sedang menganggur, praktis pemasukannya nol. Sementara itu, Fatima tidak bekerja karena harus mengurus Zahra.

Menurut Hamma, Zahra sudah divonis oleh dokter menderita gizi buruk dan marasmus sejak lama. Bocah ini pernah ditangani oleh dokter rumah sakit setempat, namun lantaran tak ada biaya yang cukup, pengobatan Zahra terpaksa dihentikan.

Hamma dan istrinya sekarang hanya berharap pada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban pengobatan anaknya. Keluarga ini berharap pemerintah bisa memberi bantuan susu dan makanan bergizi untuk anaknya agar bisa membantu memulihkan kondisi Zahra.