"Saya sudah menolak undangan enam negara tahun ini saking banyaknya yang ingin kerja sama dengan Bandung," kata Ridwan di Balaikota Bandung, Kamis (19/6/2014).
Menurut dia, tidak semua undangan dari luar negeri bisa bermanfaat untuk kemajuan Kota Bandung. Hal tersebutlah yang membuat Emil, demikian dia biasa disapa, selektif memilah undangan.
"Prinsipnya, saya punya analisis sendiri mana yang layak didatangi dan punya hasil produktif memberi manfaat untuk Kota Bandung," ujar dia.
Emil pun membantah anggapan-anggapan yang mengatakan seringnya dia pergi ke luar negeri hanya menghabiskan anggaran. Menurut dia, banyak dampak positif yang telah terwujud untuk Kota Bandung.
"Waktu ke Belanda, hasilnya sekian juta euro untuk PDAM, ke Jepang hasilnya bulan Juli nanti kita bikin kantor Jepang-Bandung, sumbangan-sumbangan sudah siap. Jadi, zaman sekarang relasi-relasi luar negeri itu sangat urgent," imbuhnya.
Lebih lanjut, Emil menambahkan, tidak jarang beberapa negara mengundangnya untuk hadir menyediakan fasilitas transportasi. Jadi, kata Emil, tidak sepenuhnya biaya dinas ke luar negeri diambil dari APBD.
"Dinas ke luar negeri itu tidak selalu identik dengan pemborosan anggaran, tolong dilihat dari output-nya. Saya ke Singapura menghadiri 30 meeting, di Jepang 12 meeting. Intinya kan ada agendanya, hasilnya saya juga transparan, posting di sosmed kegiatannya," ucap Emil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.