Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komandan POM Bantah Anggotanya Pukuli Staf KPU

Kompas.com - 24/04/2014, 14:56 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Komandan Detasemen Polisi Militer ( Danpom) V11/5 Kendari, Letnal Kolonel (Letkol) CPM Michel Sopacua, membantah pemberitaan yang menyebutkan anggotanya melakukan pemukulan terhadap staf KPU Kendari, Senin lalu.

Dalam kejadian itu, kata Michel, anggotanya bertugas mengamankan oknum TNI yang dilaporkan warga diduga memukul staf KPU Kendari.

"Kami luruskan beritanya, bukan anggota POM Kendari yang memukul. Jadi anggota kami datang ke lokasi kejadian di Hotel Kubra untuk mengamankan oknum TNI, setelah menerima telepon dari masyarakat," ungkap Danpom Kendari di ruang kerjanya, Kamis (24/4/2014).

Anggotanya dengan menggunakan seragam lengkap, lalu membawa oknum TNI tersebut untuk diproses di kantor Denpom.

"Setelah dipertemukan kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan tidak melanjutkan kasus ini ke jalur hukum, begitu mbak. Jadi bukan anggota POM yang memukul, kami hanya mengamankan pelaku," terangnya.

"Saya tidak enak dengan pemberitaan itu, karena beberapa teman di Ambon menggangap saya tidak bisa mengendalikan anggota," tambah Michel lagi.

Sebelumnya diberitakan, seorang staf KPU Kota Kendari Mardin yang bertugas menangani logistik rapat pleno rekapitulasi, diduga dianiaya oleh AA, oknum TNI Kendari, Sulawesi Tenggara, dan teman AA.

Dugaan penganiayaan hanya berpangkal pada masalah nasi kotak. Mardin menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 19.00 Wita di dalam kamar 102 Hotel Kubra tempat pelaku beristirahat.

Hotel itu juga merupakan tempat berlangsungnya rapat pleno rekapitulasi suara Pemilu Legislatif 2014 untuk pelaksanaan di Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Saya kan tangani logistik, salah satunya nasi dos buat teman-teman KPU yang lagi pleno perhitungan suara di hotel ini. Saya pesan nasi dos bersamaan dengan pelaku," tutur Mardin mengawali cerita soal penganiayaannya.

"Saya tanya petugas hotel, nasi dos itu untuk siapa, dia jawab untuk kamar 102. Saya susul petugas hotel itu untuk memastikan karena kantong dan warna dosnya sama," kata Mardin.

Mardin mengaku mengikuti petugas hotel hingga ke kamar pelaku, juga turut memasuki kamar yang pintunya terbuka. Di sana dia bertanya baik-baik soal pesanan nasi tersebut. Setelah mendapat kepastian memang nasi dos tersebut merupakan pesanan pelaku, Mardin pun segera meninggalkan kamar.

"Saat saya mau keluar, saya ditendang dari belakang, saya balik membalas karena saya tidak tahu jika pelaku adalah anggota Denpom. Kemudian saya diserang oleh teman AA yang memukuli mata dan bagian kepala saya," papar Mardin.

Akibat peristiwa itu, Mardin mengalami memar di mata dan goresan di bagian kepala. Ia lalu melaporkan kejadian itu ke POM setelah mengetahui pelaku adalah oknum TNI.

Korban mengetahui identitas pelaku dari salah seorang tamu hotel yang mengenalinya. Saat dilaporkan, korban tidak memiliki saksi hingga akhirnya berdamai. "Saat kejadian memang sepi karena pleno masih diskors, tidak ada orang, yang tahu hanya saya, pelaku, dan teman pelaku," kata Mardin.

"Kami saling memaafkan," ujar dia di lokasi rapat pleno KPU Kendari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com