Hal itu lantaran peralatan terbatas dan arus laut yang sangat deras. Menurut Paulus, petugas penyelamat yang terdiri dari SAR, TNI, Pol perairan, Shyahbandar, BPBD dan dibantu oleh masyarakat setempat, tidak memiliki perlengkapan penyelam sehingga sampai saat ini korban yang diketahui bernama Joe Werang belum ditemukan.
“Sejumlah korban yang ditemukan itu kebanyakan pada saat terapung. Sementara itu untuk mencari di dasar laut, kita kesulitan karena selain peralatan tidak ada, penyelam profesional juga tidak ada,” kata Paulus kepada Kompas.com, Senin (21/4/2014) sore.
“Perairan di selat Gonzalu memang berbeda dengan perairan lainnya karena arusnya tetap kuat saat pasang maupun surut,” sambungnya.
Kendati demikian, Paulus menyatakan pihaknya tetap akan berupaya sekuat tenaga untuk mencari korban. Menurutnya, korban diperkirakan berada tak jauh dari lokasi tenggelamnya kapal nahas tersebut.
Terhitung hingga kini sudah 10 warga yang menjadi korban, di antaranya Suster Epifani, CIJ, Andreas Gewolo Kleden, Marlin Wangge, Antonius Duan, Maria Nogo Werang, Dede Badin, Lodovikus Tukan, Donata Wain, Cristian Betan dan Satria Tukan.
Tiga nama terakhir baru ditemukan tim gabungan pada Minggu (20/4/2014). Sementara tujuh lainnya saat kejadian, Jumat (18/4/2014), mayatnya langsung ditemukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.