Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Dulang Rezeki Saat Kampanye Terbuka

Kompas.com - 05/04/2014, 17:06 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU UATARA, KOMPAS.com — Musim kampanye yang identik dengan ajang mengumbar janji-janji politik kepada calon pemilih ternyata juga menjadi berkah tersendiri bagi para pengemis di Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Para pengemis ini tak hanya menadahkan tangan kepada massa dan pendukung partai yang menggelar kampanye di lapangan terbuka, tetapi juga tak segan-segan menagih janji sang juru kampanye yang kerap menjanjikan kesejahteraan kepada rakyat.

Tina (55), yang menolak menyebut asal-usulnya ini, terlihat hadir dalam sebuah kampanye terbuka sambil menggendong anaknya. Sengatan terik matahari tak dihiraukannya. Dia terus meminta belas kasihan kepada banyak orang yang memadati arena kampanye itu.

Namun ternyata, usaha Tina itu bukan yang utama. Bahkan, Tina mengaku tidak suka berdesak-desakan di tengah kerumunan massa yang tengah larut di tengah pesta joget atau yel-yel mendukung caleg tertentu.

Tina mempunyai jurus jitu tersendiri dengan menghadang sang caleg atau pejabat yang berkampanye saat turun dari panggung kampanye.

“Saya lebih suka minta langsung kepada caleg yang berkampanye biasanya dikasih lebih banyak,” ujar Tina yanng tampak gerah menghadiri kampanye akbar Partai Nasdem di Lapangan Sarjo Mamuju Utara, Kamis (3/4/2014) lalu.

Selama masa kampanye, Tina mengaku mendapatkan penghasilan lumayan untuk membeli kebutuhan beras. Jika di luar musim kampanye, Tina hanya mendapatkan uang rata-rata Rp 35.000 per hari. Selama masa kampanye, dia bisa mendapatkan dua kali lipat bahkan lebih.

Tina mengaku senang mencegat para caleg atau pejabat seusai kampanye karena biasanya mereka tiba-tiba jadi pemurah dan dermawan.

Kan pasti pejabatnya malu tidak kasih apa-apa di depan massa, apalagi sudah janji membela yang lemah,” ujar Tina.

Rika lain lagi. Pengemis berpakaian compang-camping ini mengaku aktif mendengar orasi politik setiap caleg di atas panggung. Rika bukan mendengar orasi politik para caleg agar harapan hidupnya makin terbuka lebar, tetapi celoteh para jurkam justru dimanfaatkan Rika untuk menguji komitmen sang caleg.

“Kalau sudah turun dari panggung saya langsung cegat di tengah kerumunan massa. Lumayan biasanya dikasih banyak tergantung kemurahan caleg atau pejabatnya,” tutur Rika.

Dengan begitu, pendapatan Rika yang biasanya hanya Rp 30 ribu sehari, selama masa kampanye bisa mencapai Rp 100 ribu, bahkan lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com