Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Peninggalan Wangsa Sailendra Tersebar Tak Beraturan

Kompas.com - 03/04/2014, 22:15 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Tim Gabungan Arkeolog dari dari Pusat Arkeologi Nasional Jakarta, Balai Arkeologi UGM Yogyakarta, Geomorfologi ITB Bandung, dan Pusat Kebudayaan Perancis di Jakarta saat ini tengah melakukan ekskavasi di Dusun Ngreco, Desa Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang untuk menelusuri jejak peradaban Wangsa Sailendra di tanah Jawa.

Di lokasi tersebut tim menemukan sejumlah benda purbakala seperti arca jaladwara, gerabah, dan batu bata yang lokasinya tersebar tak beraturan.

Peneliti madya dari Pusat Arkeologi Nasional Jakarta, Agustijanto Indradjaja mengungkapkan, melihat kondisi temuan yang tersebar, pihaknya mensinyalir hal itu disebabkan karena dua kemungkinan.

Pertama karena proses penataan lahan yang dilakukan oleh pekerja menggunakan alat berat. Kedua, kemungkinan mengacu pada struktur candi yang roboh karena sebab tertentu.

"Kondisi awalnya kita tidak mengetahuinya. Hanya kelihatannya pada saat ada penataan lahan dengan alat berat dahulu bagiannya sudah berserakan tidak beraturan. Tetapi kami yakin masih berada dalam satu kawasan atau wilayah tertentu," kata Agustijanto yang ditunjuk sebagai ketua Tim Ekskavasi.

Pada pertengahan Mei 2012, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah sempat melakukan penelitian dan mengkaji temuan benda kuno di Dusun Ngreco, Desa Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang itu.

Saat itu, Kepala Pokja Perlidungan BP3 Jawa Tengah, Sugeng Widodo menyatakan, tidak bisa serta-merta melarang pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan perumahan. Walaupun demikian, sebelum membangun suatu bangunan semua pihak seharusnya wajib melihat status Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Di antaranya meliputi AMDAL lingkungan, budaya, dan AMDAL ekonomi.

Di sisi lain, terkait adanya permasalahan status lahan temuan benda kuno, pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang berjanji secepatnya akan melakukan penelusuran berkas untuk mencari data yang akurat.

Seiring berjalannya waktu, penataan lahan perumahan yang diketahui dilakukan oleh Iskandar, warga Semarang tersebut berhenti. Penataan lahan perumahan terhenti setelah ada protes dari masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih saat dikonfirmasi memaparkan, untuk sementara temuan yang ada dititipkan kepada perangkat desa dan warga di sekitar lokasi ekskavasi.

"Langkah penitipan diambil menyusul saat ini kami belum mempunyai tempat yang aman dan representatif di samping menyikapi mitos yang berkembang di tengah masyarakat. Pemkab Semarang juga akan menginventarisasi temuan serta melaporkannya ke Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah," papar Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com