Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinabung Luncurkan Awan Panas Lagi, Pencarian Dihentikan Sementara

Kompas.com - 03/02/2014, 15:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tim evakuasi masih melaksanakan pencarian korban awan panas di Desa Sukameriah hingga saat ini. Pada Senin (3/2/2014)), tim menemukan delapan sepeda motor, satu tas berisi laptop, satu tas handycam (tidak ada isinya), dan dua helm.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Senin, tidak ditemukan lagi korban awan panas Gunung Sinabung.

Sutopo menjelaskan, tebalnya abu vulkanik yang menutupi wilayah Desa Sukameriah dan luncuran awan panas susulan menyulitkan evakuasi.

Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), proses pencarian dihentikan pada pukul 12.30 WIB karena terjadi erupsi yang disertai luncuran awan panas.

"Tim SAR gabungan masih menunggu kondisi aman. Strategi evakuasi di lapangan dilakukan berdasarkan pada rekomendasi PVMBG," kata Sutopo.

Tim SAR gabungan terdiri dari 170 personel yang terdiri dari 35 anggota Kodim 0205 TK, 30 anggota Yon 125/SMB, 41 personel Brimob, 20 orang dari Basarnas, 10 anggota Satpol PP, dan 34 relawan.

Hingga saat ini jumlah korban tewas akibat awan panas Gunung Sinabung mencapai 15 orang meninggal yang terdiri dari tujuh mahasiswa, empat pelajar, tiga warga Sukameriah, dan satu warga Kabanjahe. Sementara itu, tiga orang lainnya mengalami luka.

Sutopo menjelaskan, PVMBG merekomendasikan radius 5 km harus kosong dari aktivitas penduduk. Penjagaan pun diperketat agar masyarakat tidak dapat masuk ke zona berbahaya.

Kelima desa yang sangat berbahaya di radius 3 - 3,5 km yaitu Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, dan Sukanalu adalah daerah yang paling berbahaya. "Jangan masuk daerah tersebut," Sutopo menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com