Namun atas pertimbangan kesehatan pemulangan Rahmiati, Muis memutuskan tidak langsung membawanya ke Samarinda, melainkan dirujuk terlebih dulu ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanudjoso, Djatiwibowo, Baikpapan.
“Rahmawati adalah salah satu jemaah haji dari Samarinda. Di Jeddah, dia terpaksa dioperasi karena pendarahan di kepala. Karena baru beberapa hari operasi, kami khawatirkan akan menimbulkan efek kurang baik akibat getaran bila harus melakukan perjalanan lagi dari Balikpapan ke Samarinda,” jelas Muis.
Jadi, lanjut Muis, disepakati yang bersangkutan dirawat terlebih dahulu di Balikpapan untuk sementara waktu demi pemulihan. Kemudian atas dasar pengalaman ini, Muis menyarankan bila dalam pemberangkatan yang akan datang ada calon jemaah yang mengalami risiko tinggi seperti kasus Rahmawati, sebaiknya membawa hasil pemeriksaan ct scan, jika ada pemeriksaan sebelumnya.
“Ini untuk memudahkan tindakan sehingga bila memang terjadi sesuatu, tim kesehatan di Tanah Suci tidak perlu lagi untuk melakukan pemeriksaan awal, melainkan langsung pada tindakan,” katanya.
Bahkan, Muis juga mengatakan pentingnya pendamping bagi calon jemaah haji berrisiko tinggi. Pendaming tersebut bukan hanya menemani, tapi juga adalah orang yang meninjau kesehatan jemaah berrisiko tinggi.
“Khususnya pendamping dari keluarga bila memang calon jemaah bersangkutan tergolong berisiko tinggi, atau bila memang perlu, tunda saja dulu keberangkatannya. Karena bila ada alasan yang mendasar untuk calon jemaah yang mengundurkan diri untuk tahun depannya, bisa saja tetap diprioritaskan," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.