KOMPAS.com - Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri 91 Waiheru, Ambon, Komala Mumin mengungkapkan kekecewaannya atas ulah siswinya, KS, yang aksinya kembali viral di media sosial.
Komala mengaku aksi perundungan oleh siswinya terhadap siswi lain yang kembali viral itu telah membuat nama baik sekolah tersebut tercoreng.
"Dari segi anak punya karakter ya memang sangat mencoreng nama baik sekolah," kata Komala kepada Kompas.com saat dihubungi Senin (3/6/2024).
KS diketahui sudah berulang kali merundung teman-temannya. Tak hanya teman sekolah, pelaku juga beberapa kali merundung teman-temannya di tempat pengajian Al Quran.
Namun soal kejadian berulang yang dilakukan pelaku itu, Komala mengaku tidak mengetahuinya.
"Masalah yang kemarin itu sudah selesai kalau yang di luar itu saya tidak tahu," ujarnya.
Menurutnya, saat KS merundung adik kelasnya di sekolah beberapa hari lalu, pihak sekolah bersama dinas pendidikan dan kebudayaan, polisi dan juga Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Ambon telah mengambil langkah penanganan.
Baca juga: Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon Berakhir Damai, Pelaku Tanda Tangani Surat Pernyataan
Pihak sekolah juga telah mengundang berbagai pihak untuk memberikan sosialisasi stop perundungan di sekolah.
"Jadi masalah yang kemarin itu selesai, kami sudah mendatangkan semua pihak dari kepolisian dari komnas HAM, P2TP2A, Pak Kadis juga ada, kalau yang video baru ini sudah lama kejadiannya lima bulan lalu," ungkapnya.
Terkait kasus tersebut, Komala mengaku akan terus memberikan pencerahan kepada siswanya agar tidak lagi melakukan perundungan.
Baca juga: Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah
Ia juga berjanji dalam waktu dekat akan mengundang semua orangtua siswa untuk bertemu di sekolah.
"Hari Rabu besok kami undang semua orang tua dan pemerintah desa untuk hadir di sekolah. Kami akan terus sosialisasi agar anak-anak lebih paham dan tidak membuat hal seperti itu," katanya.
Video KS merundung seorang temannya kembali beredar luas di media sosial sejak Minggu (2/6/2024).
Dalam video itu, pelaku tak hanya berulang kali mengintimidasi korban. Ia juga menampar dan memukuli bagian rusuk korban.
Pihak sekolah mengaku aksi perundungan dalam video yang viral itu merupakan kejadian yang terjadi lima bulan lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.