MALUKU UTARA, KOMPAS.com- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap risiko bahaya banjir lahar hujan usai meletusnya Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
Risiko bahaya tersebut terdeteksi setelah BNPB menerima laporan berupa analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca juga: Gunung Ibu di Maluku Utara Meletus, Keluarkan Abu 5 Km
BNPB tak ingin peristiwa bencana banjir lahar Gunung Marapi di Sumatera Barat pada 11 Mei 2024 dan mengakibatkan jatuhnya puluhan korban jiwa itu terulang kembali.
"Kita jangan overestimate, tetapi ini harus. Hasil kajian dan analisis lapangan nantianya dapat digunakan sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan karena keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi," ungkap Kepala BNPB Suharyanto di Halmahera Barat, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (1/6/2024).
Baca juga: Kepala BNPB: Pengungsi Gunung Ibu Baru Diizinkan Kembali jika Status Sudah Turun
Hasil analisis dari tim, didapati adanya fenomena atmosfer berupa aktivitas ekuatorial Rossby yang kemungkinan berpengaruh pada kondisi hujan di Maluku Utara beberapa hari ke depan.
Hujan yang bisa saja berintensitas sedang sampai lebat itu berisiko menimbulkan banjir lahar.
Sedangkan berdasarkan laporan tim Badan Geologi Kementerian ESDM, didapati ada 13 titik rawan aliran lahar Gunung Ibu yang mengarah ke sejumlah permukiman.
Baca juga: 2 Pengungsi Letusan Gunung Ibu Halmahera Barat Meninggal
"Tim ahli siap dikirim untuk mempertajam kajian risiko, jika memang terdapat penumpukan material sisa erupsi maka harus dibersihkan karena berbahaya," lanjut dia.
Risiko bahaya itu diharapkan juga membuat warga lebih waspada untuk menaati pemerintah terkait situasi Gunung Ibu.
Untuk diketahui, pada Sabtu (1/6/2024) pukul 11.03 WIT, Gunung Ibu kembali meletus.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkap terpantau kolom abu setinggi lima kilometer dari puncak kawah.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu Richard Chaniago.
Letusan itu disertai suara dentuman dan gemuruh yang terdengar sampai di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu.
Sebelum itu, Gunung Ibu juga sempat beberapa kali meletus. Sejak 16 Mei 2024 status Gunung Ibu masih berada di level IV (Awas).
Sumber: Antara