Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Kompas.com - 08/05/2024, 13:21 WIB
Wijaya Kusuma,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta berinsial IKK meninggal setelah mengeluh sakit usai sparing dalam latihan bela diri.

Pelaku AF (22), yang merupakan lawan sparing korban memberikan keterangan terkait kejadian tersebut. 

"Untuk latihannya sebelumnya belum pernah terjadi seperti itu. Baru pertama kali seperti ini, memang kalau kendala dalam latihan memang ada seperti keseleo atau segala macam, tapi kan ada penanganan dari kami," ujar pelaku AF, dalam jumpa pers di Mapolresta Sleman, Rabu (8/5/2024). 

Baca juga: Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Latihan Bela Diri, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Pelaku AF menyampaikan, korban IKK sebelumnya sudah pernah ikut latihan bela diri di tempat asalnya. Kemudian saat kuliah kembali ikut bergabung untuk latihan bela diri. 

"Jumlah murid ada enam termasuk almarhum," ucapnya. 

Sebelum mulai latihan, pelaku AF mengaku telah menanyakan terkait kondisi kesehatan para murid. Saat itu para murid menyampaikan dalam kondisi sehat. 

"Kami sebelum latihan menanyakan juga, apakah dari siswa kami ada penyakit atau tidak pengakuan dari korban tidak ada," ungkapnya. 

Baca juga: Polemik UKT di UGM dan Pentingnya Mengawal Kebijakan...


Baca juga: Terpeleset Tumpahan Oli, Mahasiswa Tewas Terlindas Truk di Kalibanteng Semarang

Tendangan telak

Saat sparing, AF menuturkan melakukan kurang lebih 10 kali gerakan seperti tendangan maupun pukulan. Namun gerakan tersebut ada jeda, tidak langsung dalam satu tahap serangan. 

"Tendangan telak yang terakhir itu yang membuat korban jatuh, merasa kesakitan. Jadi kami penanganan pertama pengendoran otot perut lalu dipinggirkan korbannya untuk ditindaklanjuti," urainya. 

Pelaku AF menyebutkan, saat sparing dengan korban, murid-murid yang lain tidak diminta untuk tutup mata. Saat korban terjatuh para murid diminta berdoa untuk keselamatan IKK. 

"Sebenarnya saat kami tanding itu saksi yang lain itu tidak menutup mata cuma waktu korban jatuh, kami menyuruh berdoa untuk keselamatan saudaranya, tapi waktu kami tanding itu memang tidak ada menutup mata, memang harus dilihat karena itu namanya teknis tanding secara langsung untuk dilakukan," ungkapnya. 

Baca juga: Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Pelaku AF pun menjelaskan kondisi korban saat terjatuh usai terkena tendangan. Saat itu korban dalam kondisi sadar. 

"Kondisi korban tidak ada pingsan, tidak ada muntah, tidak ada ap apun kendala, pucat tidak, apapun tidak ada, seperti biasanya. Makanya saya pun terkejut ketika mengetahui kayak gitu," ucapnya. 

Tujuan dari sparing tersebut dikatakan AF untuk melatih tangkisan secara langsung. Selain itu mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat dalam latihan. 

Pelaku AF mengaku mendapat chat WhatsApp dari keluarga korban agar datang ke Polresta Sleman untuk dimintai keterangan. 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Diduga Selewengkan Dana Bantuan Parpol Rp 89 Juta, Ini Kata PSI Solo

Diduga Selewengkan Dana Bantuan Parpol Rp 89 Juta, Ini Kata PSI Solo

Regional
Kakek di Kalsel Cabuli Cucunya, Tepergok Ibu Korban dan Langsung Diusir

Kakek di Kalsel Cabuli Cucunya, Tepergok Ibu Korban dan Langsung Diusir

Regional
Pj Gubernur Sulsel Paparkan Strategi Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Peran Penting TNI di Dalamnya

Pj Gubernur Sulsel Paparkan Strategi Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Peran Penting TNI di Dalamnya

Kilas Daerah
Pria di Maluku Tengah Perkosa Anak Kandung hingga Hamil

Pria di Maluku Tengah Perkosa Anak Kandung hingga Hamil

Regional
Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat

Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat

Regional
Demokrat Resmi Usung Bos PSIS Maju di Pilkada Semarang 2024

Demokrat Resmi Usung Bos PSIS Maju di Pilkada Semarang 2024

Regional
Ditemukan Tergantung, Pegawai Koperasi di Lombok Ternyata Dibunuh Pimpinan

Ditemukan Tergantung, Pegawai Koperasi di Lombok Ternyata Dibunuh Pimpinan

Regional
Pengangguran di Banyumas Capai 58.000 Orang, Didominasi Gen Z

Pengangguran di Banyumas Capai 58.000 Orang, Didominasi Gen Z

Regional
Retribusi Naik 3 Kali Lipat, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Protes

Retribusi Naik 3 Kali Lipat, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Protes

Regional
Warga Desa di Maluku Tengah Serahkan Senjata Api ke Anggota TNI

Warga Desa di Maluku Tengah Serahkan Senjata Api ke Anggota TNI

Regional
Selundupkan Obat Terlarang Dalam Perut Ikan ke Lapas Brebes, Pemuda Asal Pekalongan Ditangkap

Selundupkan Obat Terlarang Dalam Perut Ikan ke Lapas Brebes, Pemuda Asal Pekalongan Ditangkap

Regional
Begini Kondisi 9 Penumpang Rombongan Pengantar Jemaah Haji Asal Demak yang Terlibat Kecelakaan di Tol Semarang-Solo

Begini Kondisi 9 Penumpang Rombongan Pengantar Jemaah Haji Asal Demak yang Terlibat Kecelakaan di Tol Semarang-Solo

Regional
Pembuang Bayi di Toko Laundry Semarang Ditangkap, Ternyata Seorang Pemandu Karaoke

Pembuang Bayi di Toko Laundry Semarang Ditangkap, Ternyata Seorang Pemandu Karaoke

Regional
Penganiaya Santriwati di Inhil Ditangkap, Korban Dipukuli karena Melawan Saat Ingin Diperkosa

Penganiaya Santriwati di Inhil Ditangkap, Korban Dipukuli karena Melawan Saat Ingin Diperkosa

Regional
Ikuti SE Kemendagri, Pemkab Blora Batalkan Pelantikan 22 Pejabat

Ikuti SE Kemendagri, Pemkab Blora Batalkan Pelantikan 22 Pejabat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com