SEMARANG, KOMPAS.com - Kehadiran Duta Bakti BCA sekaligus aktor Nicholas Saputra menggemparkan Universitas Diponegoro (Undip) saat menceritakan sepak terjangnya di dunia perfilman di hadapan mahasiswa.
Aktor yang kerap disapa Nicsap itu mengisi sesi talkshow pada kuliah umum bertema "Survival Leadership, Facing Uncertainties" di Gedung Prof Sudarto, Undip, Selasa (7/5/2024).
Pada akhir acara, para peserta terlihat antusias berebut kesempatan tanya jawab hingga sesi itu ditambah lebih lama.
Baca juga: Satu Mahasiswa Undip Penerima KIPK Undip Mundur, Empat Lainnya Masih Membutuhkan
Dalam kesempatan itu, Nicholas juga menyoroti perkembangan teknologi dan dunia film di Indonesia yang kian maju dan beragam.
Dia menekankan kreativitas dapat tumbuh dari masa-masa paling sulit seperti yang terjadi di dunia perfilman.
"Salah satu yang paling penting adalah daya tahan. Saya merasa daya tahan ketika kita bekerja, ketika kita menginginkan sesuatu, menjadi kunci karena hidup itu panjang, karier itu panjang, meskipun kadang kita juga harus belajar sprint," ujar Nicholas dalam talkshow.
Dia juga menekankan pentingnya pendidikan formal maupun informal.
Pemain film Ada Apa Dengan Cinta itu bahkan berkuliah di jurusan arsitektur di tengah kesibukannya syuting film kala itu.
Untuk itu dia berpesan agar mahasiswa memanfaatkan waktu dengan baik sebagai bekal bergabung di masyarakat.
"Bertemu dengan teman-teman yang membaca hal yang sama, berdiskusi dengan yang punya pikiran berbeda, manfaatkan sebaik-baiknya, karena momen itu tidak akan pernah terulang dan di situlah tempat kita mencari teman, mencari ilmu, mencari pengalaman. Jangan lupa untuk bersenang senang dan selamat untuk majadi bagian dari society yang lebih besar," kata pemain film Gie itu.
Tak kalah seru, Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Armand Hartono yang hadir bersama Nicsap juga turut menceritakan jatuh bangun keluarganya saat merintis bisnis rokok Djarum hingga mendirikan Bank BCA di tengah krisis ekonomi di masa lalu.
"Jadi tahun 1963 rokok Djarum dipalsuin, kemudian tahun 1965 bapak mulai lagi. Lalu tahun 1970 ada pesaing yang sudah memakai mesin dan teknologi. Kita telat dan ternyata teknologi dan cara kerja sangat penting," ujar Armand.
Di tengah keterpurukan, Djarum mampu bangkit hingga pada tahun 1998 dapat mengakuisisi Bank Central Asia dan membesarkannya hingga seperti sekarang.
"Tanpa kita mengubah cara kerja, proses kerja teknologi bisnis akan rusak. Dunia berubah lebih modern, ada harus paham teknologi karena ilmu-ilmu berkembang," jelas dia.
Armand berharap kedatangannya akan memberikan motivasi bagi mahasiswa Undip. Pihaknya terus mendorong kampus dan industri unuk pembelajaran yang praktis dan aplikatif.
Baca juga: Nicholas Saputra, Duta Bakti BCA
Rektor Undip, Prof Suharnomo juga menyambut baik adanya program BCA berbagi ilmu.
Dengan program ini mahasiswa dapat menimba pengetahuan baru dari para ahli di bidangnya dengan dikemas lebih santai dan menyenangkan.
"Bagus sekali, sangat bermanfaat, isinya 'daging' semua dan tidak bosan, saya, dosen, sampai mahasiswa bertahan sampai akhir. Ini acara yang sangat baik karena mahasiswa mendapat ilmu dari para tokoh yang bepengalaman," kata Suharnomo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.