Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Rob Demak, 73 Rumah di Dukuh Pangkalan Tergenang dan 4 Lainnya Ditinggal Pemilik

Kompas.com - 07/05/2024, 19:10 WIB
Nur Zaidi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) kian memprihatinkan.

Sejak awal tahun 2024, sepekan terakhir ini menjadi yang terparah.

Di pemukiman warga, apabila banjir rob sebelumnya hanya sebatas mata kaki, kini mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Baca juga: Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Salah satunya di Dukuh Pangkalan RT 01 RW 04, Kelurahan Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.

"Habis isya kelem, dulunya masuk kira-kira sebelum lebaran paling semata kaki, paling parah seminggu. Rabu kemarin sampai ini sampai selutut," ujar warga setempat, Sutini (45) kepada Kompas.com, Selasa (7/5/2024) sore.

"Sekarang gimana, mau tinggal dimana, ini sampai jendela," imbuhnya.

Terhitung dari tahun 2012, Sutini telah meninggikan rumah sebanyak 3 kali. Dari semula 4,5 meter (m). Kini menyisakan ketinggian 2 m dari permukaan tanah.

"Pertama 70 sentimeter, yang depan saya tinggikan 90 senti, ini yang kamar lagi 70 senti," tukasnya.

Ketua RT 01 RW 04 Dukuh Pangkalan, Muhammad Asmui mengatakan, banjir rob meninggi sejak Ramadhan 2024.

"Mulai dari Ramadhan, tidak ada turun justru naik terus. Akhir-akhir ini sampai 50 sentimeter," terangnya.

Dia menuturkan, area rumahnya sudah ditinggikan empat kali sehingga permukaan tanah menjadi yang paling tinggi di tempat itu.

Akan tetapi, banjir rob tetap masuk ke dalam rumah hingga mencapai 25 sentimeter.

"Minggu-minggu ini 20-25 ini paling tinggi loh ya, paling tinggi di dataran sini," ujarnya.

Kata Asmui, dalam setahun penurunan permukaan tanah di Dukuh Pangkalan rata-rata mencapai 25 cm.

"Bayangkan itu, empat tahun pondasi satu meter berapa naik turunnya. Rata-rata 25 (cm) dong satu tahunnya ini sudah mines sekali," ungkapnya.

Dalam kondisi banjir rob, sampai saat ini 73 rumah masih bertahan di Dukuh Pangkalan. Sedangkan 4 rumah lainnya ditinggalkan pemilik.

"Di sini (terdampak) semua, KK saya kurang lebih 73 rumah. Paling tinggi 5 sampai 60 terbesar minggu ini," katanya lagi.

Baca juga: Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Dia menambahkan, empat rumah tersebut terpaksa ditinggal pergi sang pemilik lantaran tidak mampu meninggikan rumah.

"Sekarang ada yang di Sumatera sana, ini rumahnya mau dijual tidak laku, diurug tidak bisa, ditunggui mau makan apa," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Pemuda di Gresik Tewas Usai Motor yang Dikendarainya Menabrak Truk

Regional
Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Banjir Kepulauan Aru, 150 Rumah Terendam, Warga Mengungsi

Regional
Peringati 'Mayday 2024', Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Peringati "Mayday 2024", Wabup Blora Minta Para Pekerja Tingkatkan Kompetensi dan Daya Saing

Regional
Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Dinkes Periksa Sampel Makanan Penyebab Keracunan Massal di Brebes

Regional
Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Viral Pernikahan Sesama Jenis di Halmahera Selatan, Mempelai Perempuan Ternyata Laki-laki

Regional
Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Paman Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong: Entah Kenapa Hari Ini Ingin Kontak Pulu

Regional
Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Presiden Jokowi Undang Danny Pomanto untuk Jamu Tamu Peserta World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat 'Take Off' Cuacanya Normal

Pesawat Latih Jatuh di BSD, Saksi: Saat "Take Off" Cuacanya Normal

Regional
Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Mahasiswa Unika Santo Paulus NTT Pentas Teater Randang Mose demi Melestarikan Budaya Manggarai

Regional
Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Bus Surya Kencana Terbalik di Lombok Timur, Sopir Diduga Mengantuk

Regional
Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Cerita Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Cemas Ketika Turun Hujan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Kapal Ikan Berbendera Rusia Ditangkap di Laut Arafura, 30 ABK Diamankan

Regional
Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Pria di Bandung Ditemukan Tewas Menggantung di Pohon Jambu, Warga Heboh

Regional
Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Kronologi Bayi 1,5 Bulan Tewas Dianiaya Ayah Berusia Muda di Empat Lawang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com