DEMAK, KOMPAS.com - Banjir rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (Jateng) kian memprihatinkan.
Sejak awal tahun 2024, sepekan terakhir ini menjadi yang terparah.
Di pemukiman warga, apabila banjir rob sebelumnya hanya sebatas mata kaki, kini mencapai setinggi lutut orang dewasa.
Baca juga: Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir
Salah satunya di Dukuh Pangkalan RT 01 RW 04, Kelurahan Tugu, Kecamatan Sayung, Demak.
"Habis isya kelem, dulunya masuk kira-kira sebelum lebaran paling semata kaki, paling parah seminggu. Rabu kemarin sampai ini sampai selutut," ujar warga setempat, Sutini (45) kepada Kompas.com, Selasa (7/5/2024) sore.
"Sekarang gimana, mau tinggal dimana, ini sampai jendela," imbuhnya.
Terhitung dari tahun 2012, Sutini telah meninggikan rumah sebanyak 3 kali. Dari semula 4,5 meter (m). Kini menyisakan ketinggian 2 m dari permukaan tanah.
"Pertama 70 sentimeter, yang depan saya tinggikan 90 senti, ini yang kamar lagi 70 senti," tukasnya.
Ketua RT 01 RW 04 Dukuh Pangkalan, Muhammad Asmui mengatakan, banjir rob meninggi sejak Ramadhan 2024.
"Mulai dari Ramadhan, tidak ada turun justru naik terus. Akhir-akhir ini sampai 50 sentimeter," terangnya.
Dia menuturkan, area rumahnya sudah ditinggikan empat kali sehingga permukaan tanah menjadi yang paling tinggi di tempat itu.
Akan tetapi, banjir rob tetap masuk ke dalam rumah hingga mencapai 25 sentimeter.
"Minggu-minggu ini 20-25 ini paling tinggi loh ya, paling tinggi di dataran sini," ujarnya.
Kata Asmui, dalam setahun penurunan permukaan tanah di Dukuh Pangkalan rata-rata mencapai 25 cm.
"Bayangkan itu, empat tahun pondasi satu meter berapa naik turunnya. Rata-rata 25 (cm) dong satu tahunnya ini sudah mines sekali," ungkapnya.
Dalam kondisi banjir rob, sampai saat ini 73 rumah masih bertahan di Dukuh Pangkalan. Sedangkan 4 rumah lainnya ditinggalkan pemilik.
"Di sini (terdampak) semua, KK saya kurang lebih 73 rumah. Paling tinggi 5 sampai 60 terbesar minggu ini," katanya lagi.
Baca juga: Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen
Dia menambahkan, empat rumah tersebut terpaksa ditinggal pergi sang pemilik lantaran tidak mampu meninggikan rumah.
"Sekarang ada yang di Sumatera sana, ini rumahnya mau dijual tidak laku, diurug tidak bisa, ditunggui mau makan apa," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.