Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Keluhan Soal Kenaikan UKT Unsoed, Mahasiswa Merasa Ditodong

Kompas.com - 26/04/2024, 08:36 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Biaya uang kuliah tunggal (UKT) Universitas Jenderal (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, untuk mahasiswa baru 2024 jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) naik drastis.

Kenaikan ini pun menjadi perbincangan warganet di berbagai platform media sosial (Medsos). Bahkan di X atau Twitter, sejak kemarin muncul taggar #TurunkanUktUnsoed.

Mereka mengeluhkan kenaikan biaya UKT hingga berkali-kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Namun kenaikan itu tidak diimbangi dengan fasilitas kampus yang memadai.

Baca juga: UKT Unsoed Tembus Belasan-Puluhan Juta, Kampus Sebut Mahasiswa Bisa Ajukan Keringanan

Keluhan ini juga disuarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsoed melalui akun Instagram resmi Departemen Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa @batir_unsoed yang diunggah dua hari yang lalu.

Ada beberapa poin pernyataan yang disampaikan dalam unggahan tersebut. Kompas.com telah meminta izin kepada Presiden BEM Unsoed Maulana Ihsanul Huda mengutip pernyataan tersebut.

"Mahasiswa baru Unsoed tahun 2024 jalur SNBP dihadapkan dengab tuntutan untuk UKT yang nominalnya sangat tinggi dibanding UKT yang dibayarakan tahun 2023," tulis akun tersebut

Nominal UKT di Unsoed tertinggi tahun ini mencapai Rp 52 juta untuk Program Studi Keperawatan Internasional di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (Fikes). Kenaikan drastis ini juga berlaku pada program studi lainnya.

Dalam unggahan itu dicontohkan, untuk Jurusan Peternakan pada 2023 UKT untuk golongan 5 sebesar Rp 2,5 juta. Sedangkan tahun ini untuk golongan naik hingga Rp 12,5 juta.

Contoh lain, UKT Jurusan Hubungan Internasional pada 2023 untuk golongan 7 sebanyak Rp 3,5 juta. Sementara tahun ini golongan tertinggi itu naik menjadi Rp 14 juta lebih.

"Kenaikan UKT yang sangat drastis dan tidak masuk akal. Seperti yang terlihat pada contoh perbadingan di atas, kenaikan UKT hampir empat kali lipat sampai tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya," tulis akun tersebut.

Selain itu, BEM juga menyoroti lambannya pihak kampus dalam menyosialisasikan kenaikan UKT dan iuran pembangunan institusi (IPI).

Pihak kampus baru mempublikasikan kebijakan tersebut melalui website SPMB setelah banyak mahasiswa yang mempertanyakan kenaikan UKT. Padahal, kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Rektor Nomor Nomor 6 Tahun 2024 telah ditetapkan pada 4 April 2024.

"Hal ini menjadi bukti atas lambannya pihak kampus dalam memasifkan kebijakan dan seakan-akan berupaya untuk 'menodong' mahasiswa baru untuk menebus biaya pendidikan yang harus mereka bayar," lanjut unggahan tersebut.

Kata kampus

Wakil Rektor Bidang Akademik Dr Noor Farid melalui keterangan tertulis mengatakan, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pembelajaran, Unsoed terus melakukan berbagai upaya di antaranya dengan mengembangkan berbagai unit usaha dan menjalin kerjasama dengan berbagai mitra.

Upaya tersebut dilakukan untuk mendukung kegiatan operasional sehingga beban pembiayaan tidak sepenuhnya ditanggung oleh mahasiswa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com