MATARAM, KOMPAS.com- Tiga hari bersembunyi usai diduga membunuh mantan istrinya, pria di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat berinisial NA (40), akhirnya menyerahkan diri ke Polsek Sandubaya, Senin (22/4/2024).
Kapolsek Sandubaya, Kompol Imam Maladi mengatakan bahwa NA menyerahkan diri ditemani tokoh masyarakat (Mangki) Wenten.
Adapun korban tewas adalah Ni Kadek Budi Astuti (32), mantan istri NA yang juga merupakan seorang pedagang canang.
Baca juga: Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya
"Yang bersangkutan sudah menyerahkan diri dibantu tokoh masyarakat dan langsung kita serahkan ke Polres Kota Mataram untuk diperiksa tim penyidik Sat Reskrim Polres," kata Maladi, Senin (22/4/2024).
Saat menyerahkan diri, NA mengenakan kaus berwarna hitam yang dipakainya saat membunuh korban di Lingkungan Karang Sidemen, Cilinaya, Cakranegara, Kota Mataram, Sabtu (20/4/2024).
Baca juga: Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat
Pada aparat, NA mengaku menenangkan diri sekaligus melarikan diri ke pantai di wilayah Lombok Barat.
"Habis melakukan penikaman itu saya ke pantai, di Senggigi, tapi kawan-kawan saya mengontak, menyuruh saya menyerahkan diri, mereka bahkan mau mengantar, tapi saya mau bunuh diri saja, biar bertemu istri saya," katanya sembari menangis.
Saat ini polisi masih memeriksa NA.
Salah seorang rekan korban yang juga merupakan istri pemilik kos bernama Ni Komang Puspita mengungkapkan, NA kerap bertindak kasar, merampas barang, dan memaksa korban untuk rujuk.
"Kalau tinggalnya di rumah orangtuanya di Lingkungan Sindu, karena sejak bercerai, korban dan anak anaknya dibawa keluarganya, menghindari suaminya. Dia kos juga untuk menghindari suami kalau dicari ke rumah orangtuanya," kata Puspita.
Beberapa hari terakhir, korban juga mengeluhkan tabiat mantan suaminya, yang suka datang, minta rujuk, dan marah marah.
Tidak hanya itu, NA juga disebut mengambil ponsel dan sepeda milik korban lalu dijual.
"Sedih dia karena kelakuan mantan suaminya itu, dia sudah menghindar tapi pasti pelaku tahu dia di mana. Terakhir tadi pagi, mereka cekcok dan akhirnya ada kejadian ini," katanya.
Baca juga: Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu
Menurut rencana, korban dan kelompok persatuan pedagang kecil yang 50 persennya adalah pedagang canang, akan ikut membantu acara adat, menyiapkan kopi untuk warga.
KA dikenal sedikit bicara dan senang berkegiatan di acara banjar.
"Korban ini pedagang canang yang rajin dan suka membantu kegiatan banjar, baik orangnya," kata Pupita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.