Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang di Mataram Tewas Diduga Ditusuk Mantan Suami di Kamar Kosnya

Kompas.com - 20/04/2024, 16:48 WIB
Fitri Rachmawati,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com- Seorang pedagang canang di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat beriinisial KA (32) tewas akibat ditusuk mantan suaminya, Sabtu (20/4/2024) pukul 07.30 Wita.

Peristiwa itu terjadi di kamar kos KA di Jalan Tamtanus Nomor 14 Lingkungan Karang Sidemen, Kelurahan Cilinaya, Kecamatan Cakranegara Kota Mataram.

Baca juga: 3 Bocah Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, 1 Tewas

 

Kepala Lingkungan Karang Sidemen, sekaligus pemilik kos, I Komang Geria tak menyangka KA meninggal di tangan mantan suaminya. Sebelum penusukan, warga sekitar sempat mendengar mereka bertengkar.

"Kami di sini dengar mereka bertengkar, karena beberapa kali keduanya sering cekcok, kami anggap itu masalah pribadi atau rumah tangga, jadi tidak ikut campur," terang Geria.

Baca juga: Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Tapi tiba-tiba KA berteriak minta tolong, dan pelaku bergegas keluar meninggalkan tempat kos.

 "Teriakan KA kembali kami dengar saya bersama anak kos lain langsung ke kamar yang bersangkutan dan melihat dia sudah bersimbah darah, luka robek di bagian perutnya," kata Garia.

Warga membawa korban ke Rumah Sakit Risa dan menghubungi polisi.

"Korban yang sehari-hari sebagai pedagang canang ini, meninggal polisi yang sudah turun tangan membawa jenazah ke Rumah Sakit Bayangkara Polda NTB, untuk diotopsi," jelasnya.

Dari pantauan Kompas.com, aparat Polsek Sandubaya dan Polres Mataram memasang garis polisi di kamar kos tempat KA ditusuk mantan suaminya NA.

Warga juga ikut menjaga TKP untuk mempermudah olah TKP, apalagi pelaku belum ditangkap karena melarikan diri.

Kapolsek Sandubaya, Kompol Imam Maladi yang dikonfirmasi di ruangannya, Sabtu (20/4/2024), mengatakan, menurut keterangan para saksi, awalnya NA mantan suami korban ini mendatangi korban dan langsung terjadi pertengkaran antara korban dan pelaku.

"Cekcok itu berujung tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang lain atau korban KA," kata Kapolsek Sandubaya.

Imam menjelaskan peristiwa itu diketahui pertama kali  oleh  saksi pemilik kos, I Komang Giria.

"Saksi melihat korban bersama pelaku (mantan suami) sedang berkelahi dengan berteriak-triak namun saksi tidak berani ikut campur akan tetapi setelah pelaku pergi korban tetap berteriak-teriak minta tolong sehingga saksi menuju kamar korban dan melihat korban sudah dalam keadaan terluka tusuk di perut bawah pusar," katanya.

 

Saat ini polisi masih memburu pelaku yang melarikan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Regional
Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Partai di Brebes Buka Penjaringan Pilkada, Mantan Wakil Bupati dan Sejumlah Petani Bawang Ambil Formulir

Regional
Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Jasad Korban Penembakan KKB Belum Dipindahkan karena Pesawat Takut Terbang ke Homeyo

Regional
Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Klaim Dapat Dua Rekomendasi Golkar, Dico Bisa Pilih Maju di Pilkada Jateng atau Kendal

Regional
Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Cegah PMK Jelang Idul Adha, Pedagang di Solo Diminta Tak Datangkan Sapi dari Luar Daerah

Regional
Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Raker Konwil I Apeksi Pekanbaru Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatannya

Kilas Daerah
Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Jadi Narsum HTBS, Pj Nurdin Paparkan Upaya Pemkot Tangerang Tanggulangi Tuberkulosis

Regional
Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Promosikan Produk Unggulan Koperasi dan UMKM, Pemkot Semarang Gelar SIM

Regional
Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Ingin Tetap Oposisi, PKS Solo Tolak Bergabung ke Prabowo-Gibran

Regional
Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Balihonya Bermunculkan Jelang Pilkada, Ketua PPP Magelang Beri Penjelasan

Regional
Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Warga Pesisir Lampung Ikuti Sekolah Lapang Iklim

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com