PONTIANAK, KOMPAS.com - Seorang dosen diduga terlibat dalam pemalsuan nilai mahasiswa S2 di Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Diketahui, kasus pemalsuan tersebut terungkap setelah adanya seorang mahasiswa S2 yang tidak pernah masuk kuliah namun tetap mendapat nilai.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Untan, Jumadi menjadi salah satu korban pemalsuan nilai tersebut.
Baca juga: Awal Mula Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai Mahasiswa S2 di Untan Pontianak
Selama mengampu kuliah, dia tidak pernah menemukan mahasiswa tersebut masuk kelas.
“Mahasiswa S2 yang dimaksud itu tidak pernah masuk kelas dari semester pertama sampai sekarang,” kata Jumadi saat dihubungi, Jumat (19/4/2024).
“Saya juga tidak pernah memberikan nilai kepada mahasiswa itu,” timpal Jumadi.
Dia mengatakan, masalah pemalsuan ini muncul ketika ada oknum dosen yang menghubungi Ketua Program Studi (Prodi) Ilmu Politik, Magister Ilmu Sosial, Nurfitri, untuk mengurus perkuliahan seorang mahasiswa S2
Bahkan, selain meminta nilai, oknum dosen itu juga disebut meminta ketua prodi menggelar seminar proposal untuk mahasiswa tersebut.
“Saat itu, Ketua Prodi tentu mengecek ke aplikasi Siakad. Saat dicek, ternyata nilai mahasiswa tersebut telah terisi penuh,” ungkap Jumadi.
Merasa curiga, terang Jumadi, Ketua Prodi langsung mengkonfirmasikan kepada sejumlah dosen terkait kebernaran nilai-nilai di Siakad.
“Ternyata ada beberapa dosen yang tidak pernah memberikan nilai, termasuk saya,” ucap Jumadi.
Jumadi menerangkan, Ketua Prodi juga telah melakukan verifikasi terkait kehadiran mahasiswa tersebut di kelas kepada sejumlah mahasiswa lain. Ternyata memang mahasiswa itu tidak pernah masuk kelas.
Menurut Jumadi, mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa angkatan 2021.
“Mahasiswa seangkatannya ketika ditanya juga menyatakan tidak pernah melihat yang bersangkutan masuk kelas,” sebut Jumadi.
Sebelumnya diberitakan, Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) Garuda Wiko memastikan dugaan pemalsuan nilai telah menjadi perhatian serius.