Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Koperasi di Sikka Mati Suri, Penyebabnya Kredit Macet

Kompas.com - 27/03/2024, 14:10 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat, lebih kurang 40 koperasi di wilayah itu mulai mati suri.

Kepala Disperindag, Koperasi dan UKM Sikka, Yosep Benyamin mengatakan, Sikka ditetapkan sebagai kabupaten koperasi pada 2009.

Penyematan status tersebut karena di Sikka kurang lebih ada 180 koperasi, dan 80 persen di antaranya adalah koperasi simpan pinjam.

"Dari 180 koperasi itu lebih kurang ada 40 koperasi yang hidup enggan, mati tak mau," ujar Yosep kepada Kompas.com di Maumere, Rabu (27/3/2024).

Baca juga: Disper Sikka soal Rabies: Belum Ada Penambahan Jumlah Kasus Gigitan HPR

Misalnya, ungkap Yosep, Koperasi Unit Desa (KUD). Dia menuturkan, koperasi tersebut sudah lama tidak beroperasi. Bahkan beberapa pengurus sudah meninggal.

Pihaknya sempat mengusulkan ke Kementerian Koperasi agar KUD dibubarkan. Namun, usulan tersebut ditolak karena masih memiliki piutang yang belum dikembalikan.

"Belum bisa bubar karena masih memiliki piutang APBN yang dibagi ke KUD dan tidak pernah dikembalikan sampai saat ini. Salah satu syarat membubarkan koperasi adalah utang piutangnya harus tuntas," kata dia.

Baca juga: Siapkan Koperasi untuk Serap Hasil Panen Raya, Pj Bupati Lumajang: Supaya Padinya Tidak ke Luar Kota

Di sisi lain, ungkap dia, salah satu penyebab koperasi macet karena banyak yang menjadi anggota lebih dari satu koperasi. Hal ini memicu terjadinya kredit macet.

Apalagi di Sikka, banyak yang meminjam uang di koperasi maupun perbankan untuk keperluan konsumtif. Misalnya, untuk pesta dan acara adat.

"Itu yang bikin koperasi banyak macet, belum lagi ada yang gali lubang tutup lubang. Pinjam di satu koperasi, lalu pinjam di koperasi yang lain tetap saja lubang kan," kata dia.

Dia berharap agar masyarakat memanfaatkan uang pinjaman koperasi untuk usaha produktif.

Dia juga menambahkan, asas koperasi adalah kekeluargaan. Orang berkumpul bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan anggota.

Namun, ketika asas itu tidak dilaksanakan maka sudah melanggar prinsip koperasi. Apalagi kalau koperasi menjalankan praktik rentenir.

"Karena itu kami meminta masyarakat yang merasa yang dirugikan oleh praktik koperasi seperti rentenir segera melaporkan ke pihak berwajib," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usung Luqman Hakim di Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim di Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com