Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Berjuang Atasi Krisis Air Minum Bersih, Perempuan di Pelosok Manggarai Timur Hanya Bisa Timba Air di Saluran Jaringan Bambu

Kompas.com - 25/03/2024, 16:08 WIB
Markus Makur,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Dua dekade sudah berjalan, warga Kampung Ujung Topak, Desa Rengkam,Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mengalami krisis air minum bersih.

Situasi ini menambah beban hidup mereka, terutama kaum perempuan. Sebab, mereka harus pergi menimba air minum di saluran berjaringan bambu.

Sejatinya, krisis air minum bersih ini bukan hal baru bagi warga di pelosok Manggarai Timur tersebut.

Namun situasi terkini kian mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, debit air di sumber mata air kampung tersebut kian menurun.

Baca juga: Memanen Air Hujan Jadi Cara Atasi Krisis Air

Hal ini dijelaskan Charles Marsoni kepada Kompas.com saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp, Senin (25/3/2024) pagi.

Marsoni menjelaskan, krisis air bersih sudah dirasakan warga Kampung Ujung Topak ini selama berpuluh-puluh.

“Kadang-kadang kalau musim kering kami biasa manfaatkan air sisa dari sawah,” jelasnya.

Marsoni menjelaskan, warga Kampung Ujung atau orang biasa menyebutnya kampung Topak, rela menunggu berjam - jam hanya untuk mengisi satu jerigen air.

Mereka harus sudah bangun pagi sekitar pukul 4:30 Wita, untuk mengisi setiap jerigen.

“Krisis air tersebut mulai melanda warga Kampung Ujung Topak tepatnya di Desa Rengkam Kecamatan Lamba Leda Timur, Kab Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur."

"Setiap tahun, daerah ini memang sudah menjadi langganan krisis air bersih,” jelasnya.

Apalagi, lanjut Marsoni, saat musim kemarau tiba puluhan warga kampung tersebur terdampak kekeringan.

Walaupun berisiko tinggi, warga terpaksa manfaatkan aliran air Sungai Wae Togong untuk mandi dan mencuci pakaian.

Baca juga: Warga Rusun Marunda: Sampai Saat Ini Kami Sudah Tak Pernah Lagi Krisis Air Bersih

“Kekeringan ini sudah menjadi bencana tetap setiap tahun. Warga khawatir sumber air yang masih tersisa diprediksi akan terus mengering,” jelasnya.

Marsoni mengatakan, jika sumber air yang saat ini digunakan masyarakat kering, warga terpaksa harus mencari sumber mata air lain untuk memenuhi kebutuhan masak dan minum selama musim kemarau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com