DEMAK, KOMPAS.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah meningkat menyusul kabupaten tetangga, Jepara.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak mencatat, pada Oktober-Desember 2023 tercatat hanya belasan kasus demam berdarah di setiap bulannya.
Namun tren kenaikan kasus DBD mulai terjadi sejak awal 2024.
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Pasien DBD, Sekda Kendal Minta Semua RS Tambah Tempat Tidur
"Oktober, November, dan Desember itu ada sekitar 18-12 (kasus setiap bulannya), menurun di Desember (2023)," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2KB) Dinkes Demak, Hery Winarno kepada Kompas.com dihubungi melalui telepon, Kamis (7/3/2024).
"Januari menjadi 32 kasus, Februari 31 kasus. Jadi kalau lihat trennya berarti meningkat, Maret belum direkap," imbuhnya.
Sementara, satu orang dilaporkan meninggal dampak demam berdarah di Demak.
"Ada 1 (kasus meninggal) bulan Januari," ujar Hery.
Adapun untuk memutus mata rantai penyebaran DBD, pihaknya sudah memberikan surat edaran untuk jajaran puskesmas agar melakukan sosialisasi penanganan secara masif.
"Karena ada peningkatan demam berdarah, maka dilakukan sosialisasi secara masif, bagaimana mencegah demam berdarah baik di masyarkat maupun lingkungan sekolah," ungkapnya.
Menurut Hery, selain menerjunkan kader kesehatan untuk melakukan pengendalian DBD pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk bersama-sama melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M.
"Puskemas segera melakukan penyelidikan epidemiologi manakala ada informasi manakala ada isu atau informasi penyakit demam berdarah," katanya.
Baca juga: 2.000 Warga Jateng Terjangkit DBD Sepanjang 2024, Paling Banyak Menginfeksi Siswa SD
Adapun untuk mencegah kepanikan masyarakat jika terdapat kasus DBD, pihaknya langsung melakukan penindakan.
"Apakah benar demam berdarah, kemudian sekitaran mereka dilakukan apakah ada gejala kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium sekaligus, biar masyarakat juga tenang," terangnya.
Hery menyebutkan, fogging juga dilakukan untuk kasus tertentu dengan tujuan mencegah mata rantai penyebaran virus dengue.
"Manakala ada kasus ada potensi penularan ada tiga anak ada gejala DB dilihat ada vektornya, dilihat dari bebas jentik tadi maka dilakukan fogging," tukasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.