Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Hektar Sawah di Pulau Sebatik Kering, DKPP Nunukan: Mereka Tandur di Luar Jadwal

Kompas.com - 05/03/2024, 16:31 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sekitar 50 hektar areal persawahan di Kecamatan Sebatik Barat, Nunukan, Kalimantan Utara mengalami kekeringan yang berpotensi merusak benih padi yang baru sebulan ditanam.

Lahan-lahan sawah terlihat mengering, bahkan tanah di antara barisan padi terlihat retak, yang menjadi ancaman benih gagal tumbuh.

Baca juga: Petani Keluhkan Harga Gabah di Lamongan yang Kini Anjlok

"Kami menerima laporan dari ketua Tani Sebatik. Sawah mereka mengering dan benih yang mayoritas ditanam sebulan lalu, terancam mati," ujar Kabid Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan, Sambio, Selasa (5/3/2024).

Dalam kondisi Kabupaten Nunukan yang saat ini ditetapkan sebagai status siaga darurat bencana metrohidrologi kekeringan, kata Sambio, akan sangat sulit mendapat pasokan air.

Terlebih lagi, perbukitan di sekitar persawahan warga Pulau Sebatik, sudah banyak ditumbuhi kelapa sawit, yang kian mengurangi pasokan air di lokasi pematang sawah.

"Kita meminta Ketua Tani mendata, memang ada lebih 50 petani yang mengalami kondisi sawah kering, kita usahakan membuatkan sumur bor agar tidak terlalu merugi atau mati total tanamannnya," kata Sambio.

Sumur bor akan dibuat di sejumlah titik yang paling rentan. Sambio mengatakan, ada beberapa petani yang memiliki sumur bor, sehingga tanaman mereka bisa bertumbuh dan terhindar dari kekeringan.

Sebaliknya, banyak petani yang tidak memiliki sumur bor atau jauh dari embung dan sungai, sehingga perlu penanganan sesegera mungkin.

"Para petani Sebatik menanam di luar jadwal. Jadi bulan Januari 2024, petani memanen dengan hasil lumayan. Euforia dan semangat karena hasil panen melimpah itulah kemudian membuat mereka semangat lanjut nandur, sementara kita sudah warning musim tanam kedua itu bulan 5 atau bulan 10 supaya aman," jelas Sambio.

Tandur yang menyalahi jadwal tersebut, diakui Sambio, menjadi alasan paling masuk akal, mengapa sawah mereka mengering sampai tanahnya retak.

Meski banyak yang mengatakan hal tersebut terjadi akibat fenomena el Nino, tapi jika merujuk data BMKG, sudah 16 tahun berjalan, ketika masuk bulan Februari dan Maret, Nunukan masuk musim kemarau.

"Posisi Nunukan yang berada di utara katulistiwa, atau di 4,5 Lintang Utara, di bulan 2 memang kemarau. Bulan kering kita," jelasnya.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: 64,2 Persen Responden Anggap Petani Beras Indonesia Masih Miskinp

Meski petani mendapat konsekuensi akibat menanam padi di luar jadwal, mereka masih memiliki sumber penghasilan lain dengan berkebun kelapa sawit.

Kendati demikian, imbuh Sambio, Pemkab Nunukan juga tidak tinggal diam.

Pemkab akan memberikan stimulant bibit padi dan pupuk gratis kepada petani, dengan catatan agar para petani Sebatik kembali pada jadwal panen.

"Jadi monggo kembali ke jadwal panen. Kita sudah ingatkan kalau mau tandur bulan 5 atau bulan 10. Insyaalloh itu aman, dan musimnya musim basah. Artinya musim hujan yang menjamin ketersediaan air untuk persawahan," kata Sambio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com